Dalam Sao Paulo Fashion Week untuk busana musim semi dan panas 2014, pertengahan bulan lalu, dua pendapat tersebut tampak ada benarnya. Sulit sekali mencari kekhasan mode Amerika Latin. Beberapa desainer ternama Brasil seperti Alexandre Herchcovitch, Joao Pimenta, Tufi Duek, dan Helo Rocha misalnya, seolah hanya bekerja mengandalkan riset, kreatifitas dan daya cipta. Mereka menggabungkan potongan busana yang simple namun tetap elegan ala New York, kerapihan milik London, dan keunikan serta kemewahan Paris. Hasilnya memang cukup berhasil, nyaris tanpa kejutan.
Tapi, kekhawatiran tadi pun tak perlu berlebihan. Nyatanya, label-label busana komersial seperti Cavalera, Ellus, Triton dan Colcci yang selama ini disokong pabrikan besar justru tetap mau bersenang-senang dengan gaya Brasil yang liar namun penuh teknik. Desain kain perca warna-warni milik Cavalera milsanya, memang tampak norak. Tapi seperti halnya rancangan Ronaldo Fraga, perancang berbakat Brasil yang juga tampil pada pekan mode tersebut, koleksi busana mereka memang bukanlah untuk menjadi produk high fashion melainkan high fun.
(Baca Lengkap: Topik di Koran Minggu)
AGOENG WIJAYA
Topik Terhangat
Agus Martowardojo || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo || Nasib Anas
Baca Tempo
Cincin Penghilang Dengkuran
Bocah 14 Tahun Inggris Sudah Tonton Video Porno
Mei, Ivan Gunawan Tawarkan Busana untuk Si Besar
Tip Pakaian Wanita Besar Ala Ivan Gunawan