TEMPO.CO, Jakarta - Setelah lima belas tahun berkutat melahirkan karakter yang hidup untuk sekuel Supernova, kini Dewi Lestari bisa bernafas lega. Karya pamungkas dari sekuel tersebut resmi dirilis akhir februari 2016. Menggunakan judul Intelegensi Embun Pagi (IEP), novel bersampul putih setebal 705 halaman siap menjawab segala misteri yang sengaja Dee tinggalkan di lima novel sebelumnya.
“Kalau dari sudut pandangku sebagai penulis rasanya campur-campur, tapi seneng dan lega,” ujar Dee saat ditemui di Le Seminyak, Cipete, Jakarta Selatan, Jumat 26 Februari 2016.
Sejak 2011, Dee mengaku tak berhenti menulis untuk menyelesaikan sekuel Supernova ini. Pengerjaan tanpa henti dilakukan Dee sejak menggarap novel ketiga berjudul Partikel, hingga novel terakhir. Aksi menulisnya sejak 2011 ini ibarat maraton dan kini adalah titik Dee bisa bernafas lega karena Supernova kini sudah selesai.
Kelegaan yang dirasakan Dee bercampur dengan rasa sedih dan kehilangan. Bayangkan, menurut Dee, di novel-novel sebelumnya masing-masing tokoh berdiri dan menghadapi permasalahan masing-masing. Di novel terakhir inilah semua tokoh dari novel pertama, Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh (KPBJ), hingga IEP bertemu dan menghadapi permasalahan bersama. “Di saat semuanya bertemu, berinteraksi, saya harus menyelesaikannya di sini,” tutur Dee.
Menurut Dee, membaca novel terakhir Supernova ini adalah satu-satunya cara untuk memahami kisah Supernova secara keseluruhan. Bagaimana tanya dan misteri satu persatu dijawab, serta penonton harus siap dengan adanya misteri baru yang sudah Dee siapkan di dalamnya.
Intelegensi Embun Pagi merupakan karya penutup dari heksalogi Supernova. Kehadirannya akhir Februari ini melengkapi karya sebelumnya, yaitu Ksatria, Putri, Bintang Jatuh, Akar, Petir, Partikel, dan Gelombang.
AISHA SHAIDRA