Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Restoran Khas Korea Utara di Utara Jakarta

Editor

Susandijani

image-gnews
Restoran Pyongyang. zomato.com
Restoran Pyongyang. zomato.com
Iklan

Saat pintu restoran dibuka, langsung terlihat meja kasir di sebelah kiri yang dijaga seorang pelayan berwajah Korea. Perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu tampak agak terkejut karena kedatangan tamu. Dia bertanya, "Mau makan?".

Aroma apak menguar di ruangan itu, rasanya seperti berkunjung ke rumah tua yang lama tak ditempati. Pelayan segera menyalakan pendingin ruangan yang perlahan-lahan menghilangkan aroma tidak sedap.  

Ia mengarahkan untuk duduk di meja yang paling jauh dari pintu masuk, persis di depan televisi.

Baca juga:
Belajar dari Kasus Kematian Kim Jong-nam, Ini Kisah Racunnya
Ini Dia Racun-racun Alami Pembunuh Manusia Itu

Semua dikerjakannya sendiri, mulai dari membalikkan piring-piring yang diletakkan terbalik di tiap meja kemudian menuangkan teh tawar ke dalam gelas kecil.

Setelah memberikan menu berisi foto-foto makanan yang ditata seadanya, dia kembali sambil membawa kertas pesanan.

"Mau pesan?" tanya pelayan bernama Choe Un Hyang itu dalam bahasa Indonesia.

Komunikasi jadi masalah utama dalam berkomunikasi dengan pelayan yang tidak fasih berbahasa Indonesia dan punya kosakata terbatas.

Sekat rotan menjadi pembatas yang membuat lantai satu restoran itu seakan terbagi dua. Di sebelah kiri sekat berjejer tiga meja kayu berbentuk bundar, tiap meja juga dibatasi sekat rotan.

Tak jauh dari meja kasir, ada sebuah pigura berisi foto Megawati dan Puan Maharani bersama lima perempuan Korea yang mengenakan busana tradisional.

Di ujung dinding ada televisi yang menampilkan sekelompok perempuan menari sambil menyanyi di panggung dengan latar belakang khas zaman dulu, mengingatkan pada panggung penyanyi Indonesia era 80-an.

Di bawah televisi ada meja persegi dengan taplak kuning senada dengan serbet. Terlihat tumpukan piring putih serta beberapa asbak yang sebagian permukaannya tertutup lap kuning.

Di sebelah kanan sekat terlihat dua ruangan lain dengan pintu bernomor 8 dan 9. Pintu ini hampir selalu tertutup.

Ketika seorang staf restoran keluar dari ruangan itu, pintunya tidak ditutup rapat. Dari celah terlihat ruangan itu berisi furnitur yang sama. Tetapi ruang tertutup itu memberi kesan seakan itu tempat makan untuk tamu istimewa yang butuh privasi. Perbedaan yang terlihat jelas adalah adanya karpet merah yang melapisi lantai di ruang tersebut.

Bila berjalan melewati dua pintu tersebut, ada wastafel untuk mencuci tangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sebelah kiri ada dapur, kemudian di sebelah kanan terlihat satu kulkas dan lemari pendingin besar seperti tempat menyimpan es krim di supermarket. Di pojokan dinding ada beberapa sekat rotan tak terpakai.

Toilet berada di lantai dua yang terkesan suram tanpa penghuni. Semua saklar dimatikan sehingga seluruh ruangan gelap, hanya ada sedikit cahaya matahari sore yang masuk dari jendela.

Ada dua bilik bersebelahan, masing-masing dilabeli toilet pria dan toilet wanita. Di dalamnya ada toilet duduk, semprotan, keran kecil, tempat sampah dan tisu.

Di balik pintu toilet perempuan tertempel kertas berisi tulisan dalam bahasa Korea yang artinya "Buang pembalut di tempat sampah".

Selain toilet, di lantai itu ada tiga ruangan gelap yang tidak dipakai. Di ruangan yang persis bersebelahan dengan toilet, terlihat meja kayu dan kursi yang serupa furnitur di lantai bawah. Dilihat dari lantai dua, lantai tiga juga sepi.

Tidak terlihat ada aktivitas maupun pelayan selain perempuan yang berjaga di kasir. Orang yang bekerja di dapur tidak memperlihatkan diri dan memasak tanpa banyak menimbulkan kebisingan.

Selanjutnya : Hening , pengunjungnya orang Korea, Cina dan Jepang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

4 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

8 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

17 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

18 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

19 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

20 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

23 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

25 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

32 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

35 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.