Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

image-gnews
Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewasa ini, masyarakat diingatkan untuk terus menumbuhkan literasi dengan membaca buku, baik buku fiksi maupun non fiksi. Sebagian dari mereka pun memiliki komunitas untuk membahas buku yang sedang dibaca. Hal ini menjadikan seseorang untuk semakin semangat dalam membaca buku. 

Buku memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang. Mulai dari anak-anak atau pelajar sekolah dasar, yang membantu untuk memperkenalkan mereka dengan dunia imajinasi, memberikan pengetahuan tentang dunia luar, juga meningkatkan keterampilan mereka dalam membaca, menulis, dan berbicara. 

Peran buku dalam kehidupan sehari-hari jangan diragukan lagi karena selain membantu memperluas wawasan kita, tetapi juga membantu untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus pada seseorang. Terlebih lagi saat ini tingkat stres, depresi, dan kecemasan yang sangat tinggi, sebagian dari mereka biasanya yang tidak memiliki waktu untuk kegiatan hiburan seperti membaca buku. 

Seperti yang dilansir dari Webmd, membaca buku adalah metode terbaik untuk penurunan tingkat stres. Sebuah studi 2009 dari Mindlab International di University of Sussex menemukan bahwa membaca dapat menurunkan tingkat stres sebesar 68 persen. Hal ini membuatnya lebih efektif dibandingkan aktivitas menenangkan lainnya seperti berjalan-jalan atau mendengarkan musik. 

Secara umum, aktivitas yang memaksa harus fokus pada satu tugas dapat dibantu dengan solusi membaca buku. Karena membaca memiliki manfaat yakni, melibatkan pikiran dan memaksa otak untuk menjadi lebih kreatif ketika kita dapat membayangkan cerita saat membaca.

David Lewis, yang melakukan penelitian pada 2009, menjelaskan bahwa membaca adalah “melibatkan imajinasi secara aktif karena kata-kata di halaman cetakan merangsang kreativitas untuk menyebabkan kita memasuki keadaan kesadaran yang pada dasarnya telah berubah.”

Membaca dapat memerangi penurunan kesehatan mental dan demensia. Demensia adalah istilah umum untuk penurunan mental yang mencakup kesulitan berpikir, mengingat, atau mengambil keputusan. Demensia, terutama menyerang orang yang berusia lanjut.

Pada 2014, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperkirakan terdapat lima juta orang dewasa yang menderita demensia, dan mereka memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 14 juta pada 2060 yang akan mendatang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengurangan stres yang ditawarkan oleh membaca dapat sangat membantu ketika Anda sedang berjuang dengan kesehatan mental Anda. Namun manfaat membaca lebih dari itu, sampai-sampai beberapa dokter meresepkan membaca sebagai bagian dari terapi kesehatan mental. Ini disebut biblioterapi.

Biblioterapi adalah praktik yang menggunakan buku sebagai bagian terapi. Ahli kesehatan mental Anda memilih buku, fiksi atau nonfiksi, dan saat Anda membaca buku tersebut, Anda mendiskusikannya bersama. Karena biblioterapi biasanya digunakan dengan bentuk terapi lain, sulit untuk menilai secara pasti seberapa efektif terapi tersebut, namun manfaat yang ditunjukkan oleh biblioterapi meliput

Seperti yang dilansir dari Psychology Today, membaca literatur tertentu dan membicarakannya dengan terapis (atau dalam kelompok terapi) dianggap membantu pasien memahami perspektif selain perspektif mereka sendiri, memahami masa lalu yang sulit atau gejala yang menjengkelkan, atau mengalami perasaan harapan, kepuasan, dan empati. Secara umum, membaca juga dianggap meningkatkan harga diri, kesadaran diri, dan perasaan efikasi diri.

Biblioterapi dapat diterapkan pada pasien yang menderita kecemasan, depresi, atau gangguan mood lainnya, mereka yang berjuang melawan trauma atau kecanduan, atau mereka yang sedang mengalami kesedihan, perceraian, atau tantangan terkait hubungan lainnya.

Biblioterapi tidak mahal dan mudah diterapkan. Oleh karena itu, membaca buku mungkin sangat berguna bagi pasien yang memiliki waktu yang terbatas, pasien dengan keuangan terbatas, atau pasien yang memiliki masalah kesehatan mental ringan hingga sedang.

Pilihan Editor: Najwa Shihab Sebut Kebiasaan Membaca Buku Bikin Orang Lebih Sabar dan Empati

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

2 hari lalu

Ilustrasi pencegahan atau stop bunuh diri. Shutterstock
Tubuh yang Tetap Aktif Bantu Cegah Keinginan Bunuh Diri

Psikolog mengatakan menjaga tubuh tetap aktif dan terkena sinar matahari bisa menjadi pertolongan pertama mencegah pikiran bunuh diri.


Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

2 hari lalu

Ilustrasi pekerja stres. Shutterstock
Saran Psikolog untuk Bantu Rekan Kerja yang Stres agar Tak Bunuh Diri

Rekan kerja yang melihat rekan lain sedang menghadapi masalah berat bisa dibantu dengan mengamati lingkungan sekitar untuk mencegahnya bunuh diri.


Mengenal Pijat Geriatri untuk Lansia

2 hari lalu

Ilustrasi pijat. Freepik.com/@jcomp
Mengenal Pijat Geriatri untuk Lansia

Pijat geriatri merupakan terapi khusus untuk orang lanjut usia atau lansia


Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

2 hari lalu

Ilustrasi anak makan sambil bermain gadget. Kuali.com
Dinilai Berbahaya, Australia akan Larang Media Sosial untuk Anak-anak

Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang yang melarang anak-anak menggunakan platform media sosial.


Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

2 hari lalu

Ilustrasi perjalanan atau wanita memegang koper. Freepik.com/prostooleh
Penyebab Kebanyakan Pelancong Malas Membongkar Koper Sepulang Liburan

Ada dua tipe orang setelah liburan, yakni mereka yang langsung bongkar koper dan mereka yang suka menundanya. Kelompok terakhir ini lebih banyak.


10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

4 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

Stres karena berbagai hal dapat diredakan dengan 10 makanan berikut.


Tangkap 2 Terduga Teroris di Bima, Densus 88 Sita Berbagai Buku yang Dianggap Bertema Radikal

5 hari lalu

Kabag Bantuan Operasi Detasmen Khusus 88 Antiteror Komisaris Besar Aswin Siregar saat ditemui di Mabes Polri, Selasa, 11 April 2023 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Tangkap 2 Terduga Teroris di Bima, Densus 88 Sita Berbagai Buku yang Dianggap Bertema Radikal

"Barang bukti menonjol di antaranya beberapa buku bertema radikal," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi Densus 88.


7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

5 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
7 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Arus Deras Kampanye Negatif di Media Sosial

Kampanye negatif di media sosial semakin rawan saat pilkada.


Festival Payung Indonesia 2024 Hidupkan Warisan Wastra Nusantara

6 hari lalu

Festival Payung Indonesja 2024. (Dok. Istimewa)
Festival Payung Indonesia 2024 Hidupkan Warisan Wastra Nusantara

Festival Payung Indonesia atau FESPIN 2024 akan digelar mulai 6 hingga 8 September 2024, di Taman Balekambang, Surakarta, Jawa Tengah.


Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

7 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
Pekerja Gen Z Diklaim Lebih Sering Izin Sakit Dibanding Generasi Sebelumnya

Dibanding generasi sebelumnya, pekerja Gen Z disebut lebih sering meminta izin sakit dan tak masuk kerja. Pakar sebut alasannya.