TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak seorang wanita melakukan aborsi sebelum kelahiran anak pertamanya, semakin besar ia berisiko melahirkan secara prematur. Demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan.
Data ini diperoleh dari penelitian terhadap 300.858 wanita yang baru saja menjadi ibu untuk pertama kalinya di Finlandia, antara tahun 1996 hingga 2008. Hasil studi ini menunjukkan bahwa wanita berisiko tiga kali melahirkan bayi sangat prematur--lahir sebelum usia kehamilan 28 minggu--jika mereka melakukan aborsi tiga kali atau lebih.
Laporan tersebut dipublikasikan di jurnal Human Reproduction, yang dikutip situs BBC 30 Agustus 2012. Namun, menurut studi ini, risikonya masih terbilang kecil. Selain itu, dilahirkan terlalu cepat akan membuat sang bayi berisiko lebih tinggi terkena infeksi, hipotermia, dan kematian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga bayi yang dilahirkan sebelum 28 minggu pada setiap seribu wanita yang sebelumnya tidak pernah melakukan aborsi. Lalu empat bayi per seribu kelahiran pada wanita yang melakukan sekali aborsi, enam di antara mereka yang melakukan dua kali aborsi, dan 11 jika wanita melakukan aborsi tiga kali atau lebih.
Gambaran yang sama terlihat pada bayi yang lahir sebelum 37 minggu dan bayi dengan berat badan rendah. Namun hanya 0,3 persen wanita dalam studi ini yang mengalami tiga kali aborsi atau lebih sebelum kehadiran anak pertama mereka.
Ketua peneliti, dr Reija Klemetti dari National Institute for Health and Welfare di Helsinki, mengatakan, “Hasil temuan kami menyatakan bahwa aborsi sebelum kelahiran anak pertama, khususnya tiga kali atau lebih, terkait dengan peningkatan risiko sebelum kelahiran pertama.”
Namun, ia menambahkan, “Kenaikannya sangat kecil, khususnya setelah satu atau dua aborsi, dan wanita harus lebih peduli dengan hasil temuan kami.”
Para peneliti juga menambahkan bahwa aborsi bisa meningkatkan risiko infeksi yang bisa mempengaruhi kehamilan selanjutnya. Di sisi lain, data statistik di Inggris Raya menunjukkan jumlah wanita yang melakukan aborsi berkali-kali menunjukkan peningkatan.
BBC | ARBA’IYAH SATRIANI