Diet Plastik  

Reporter

Editor

Senin, 21 Maret 2011 06:08 WIB

sxc.hu
TEMPO Interaktif, Jakarta - Setiap pulang belanja dari supermarket, Ani selalu menyimpan tas plastik bungkus belanjaan. Wanita 28 tahun itu sudah mengumpulkan belasan tas plastik. Satu per satu tas plastik itu digunakan warga Jakarta Selatan ini untuk membungkus sampah rumah tangga, lalu dibuang begitu saja ke tempat sampah.
Pemandangan ini jamak kita lihat sehari-hari di lingkungan sekitar kita. Menurut data Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, setiap orang rata-rata menghasilkan sampah 0,8 kilogram per hari. Dari jumlah itu, di Jakarta saja ada 6.000 ton sampah per hari. Di seluruh Indonesia, ada 176 ribu ton sampah. Sebanyak 15 persen di antaranya adalah sampah plastik kemasan sekali pakai.
Plastik memang sudah akrab bagi manusia. Sebagai wadah, plastik memiliki banyak kelebihan dibanding wadah dari bahan lain, seperti kaca, kaleng, aluminium, kertas, atau styrofoam. Plastik adalah materi yang ringan, awet, elastis, dan harganya murah. Sayangnya, plastik yang sekali pakai biasanya tak aman bagi kesehatan dan lingkungan.
Head of Centre Sentra Teknologi Polimer-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Ir Wawas Swathatafrijiah menyatakan, untuk kesehatan tubuh dan alam, tak hanya diet makanan, "Tapi juga perlu diet plastik."
Diet plastik bukan menghindari bahan plastik, melainkan mengurangi penggunaannya. Hal ini bisa dilakukan dengan memakai bahan plastik yang aman buat makanan (food grade) dan aman buat lingkungan. Menurut Wawas, plastik sekali pakai tak aman buat makanan dan lingkungan. Plastik sekali pakai biasanya mengandung unsur monomer yang bisa memicu kanker.
Jika dibuang dan dikubur dalam tanah, plastik sekali pakai butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun agar terurai tanah. Sedangkan jika dibakar biasa dengan api, justru menimbulkan gas yang melahirkan efek rumah kaca. Dengan semakin banyaknya volume gas rumah kaca, menurut Duta Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup Valerina Daniel, suhu Bumi kian naik.
Valerina menyatakan pemakaian plastik bisa dikurangi dalam aktivitas sehari-hari. "Misalnya dengan membawa sendiri wadah saat belanja ke supermarket."
Negara lain sudah melarang penggunaan tas plastik. Di Italia, misalnya, per 1 Januari 2011, pemerintah negara itu sudah melarang penggunaan tas plastik. Sebagai gantinya, toko-toko wajib mengganti seluruh kantong plastik dengan kantong dari kain atau kertas yang lebih ramah lingkungan.

Nur Rochmi

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

21 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

39 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya