TEMPO Interaktif, Jakarta - Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Secara global, penyakit ini menyebabkan lebih dari satu juta kematian setiap tahun, paling banyak terjadi di Afrika dan Asia. Parasit menginfeksi sel darah merah (hemoglobin yang mengandung sel-sel yang membawa oksigen ke seluruh tubuh) dan membajak struktur dukungan dalam sel.
Beberapa orang diketahui secara alami resisten terhadap efek serius malaria dan para ilmuwan bertanya-tanya selama beberapa dekade bagaimana fungsi perlawanan mereka terhadap malaria bisa terjadi. Kini, penelitian baru mengungkap misteri tersebut.
Telah diketahui selama beberapa dekade bahwa beberapa orang di Afrika dan di tempat lain, yang memiliki mutasi gen yang menyebabkan anemia sel-sabit, juga memiliki resistensi terhadap malaria. Ini karena sel darah merah mereka mengandung bentuk hemoglobin-hemoglobin S yang tidak biasa, yang menghasilkan agregasi hemoglobin dalam sel. Mempunyai hanya satu salinan hemoglobin S bermutasi membuat seseorang menjadi pembawa simptom. Sementara yang memiliki dua salinan memproduksi simptom sel-sabit anemia. Kedua kasus mutasi tersebut memberikan beberapa perlindungan terhadap malaria. Mutasi lainnya, hemoglobin C, menyebabkan anemia hemolitik ketika dua salinan mutasi hadir dan ini juga bentuk perlindungan melawan malaria.
Dalam sebuah makalah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Science, peneliti Marek Cyrklaff dari Heidelberg University, Jerman, bersama rekannya melaporkan bahwa bentuk hemoglobin yang tidak biasa dalam sel darah merah mencegah parasit malaria, Plasmodium falciparum, dari pembajakan filamen aktin yang menyediakan perancah kerangka dalam sel. Mereka membandingkan sel darah merah yang sehat dan terinfeksi yang berisi hemoglobin 'normal' dengan sel sehat dan terinfeksi yang berisi hemoglobin S atau hemoglobin C.
Dengan menggunakan tomografi cryoelekton, para peneliti menemukan bahwa dalam sel yang normal, sel-sel filamen protein aktin itu pendek dan berlokasi di bawah luar sel membran, di mana mereka menyediakan struktur dukungan pada sel untuk membuatnya kuat, tapi cukup lentur untuk melewati pembuluh darah terkecil.
Pada sel-sel yang terinfeksi dengan hemoglobin normal, mereka menemukan protein aktin berada pada filamen yang panjang, yang mana parasit digunakan untuk membangun jembatan intrasel (cytoskeleton), di dalam sel untuk mengangkut protein yang diproduksi sendiri (adhesin), ke permukaan sel. Efek dari adhesin adalah untuk membuat sel-sel yang berdampingan tetap bersama-sama dan untuk menancapkan sel-sel ke dinding pembuluh darah yang menyebabkan respons peradangan karakteristik malaria.
Pada sel-sel hemoglobin S dan C, jembatan tidak bisa komplet dan adhesin tidak bisa secara efektif diangkut ke permukaan sel sehingga mengurangi kekakuan sel. Para ilmuwan juga menemukan bahwa hemoglobin C dan S lebih mudah teroksidasi dibanding bentuknya yang tidak termutasi.
Malaria paling sering diobati dengan kina, tapi uji coba klinis dari vaksin kini sedang dilakukan di Afrika oleh GlaxoSmithKline dan hasilnya terlihat menjanjikan dengan tingkat efektivitas 65 persen. Riset terbaru ini menunjukkan bahwa obat malaria dapat dikembangkan dengan mengganggu kemampuan parasit dengan menggunakan filamen aktin.
AMIRULLAH | MEDICAL XPRESS
Berita terkait
Dinas Kesehatan Sorong Selatan Temukan 47 Kasus Malaria pada Januari-Maret
16 Maret 2024
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sorong Selatan, Marthina Atanay, mengatakan seluruh kasus malaria tersebut sudah ditindaklanjuti puskesmas setempat.
Baca SelengkapnyaUniversitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi
30 Januari 2024
Universitas Jember targetkan tembus 100 guru besar pada 2028.
Baca Selengkapnya6 Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah
12 Januari 2024
Satu hal yang tidak bisa Anda ubah adalah golongan darah yang jadi salah satu faktor krusial penentu kesehatan.
Baca SelengkapnyaYang Perlu Diperhatikan saat Bepergian ke Tempat Rawan Malaria
26 November 2023
Berikut informasi mengenai malaria dan tindakan pencegahan yang perlu diambil ketika bepergian ke daerah yang umum terjadi kasus malaria.
Baca SelengkapnyaBedah Kunyit: Kandungan Senyawa hingga Manfaatnya
14 September 2023
Kunyit salah satu tanaman obat yang paling banyak digunakan karena mengandung beberapa khasiat farmakologi.
Baca SelengkapnyaMengenal Robot Pengusir Nyamuk buatan Mahasiswa UGM
14 Agustus 2023
Musim kemarau mengundang banyak nyamuk, bagaimana cara mengusirnya? Inilah terobosan robot pengusir nyamuk buatan mahasiswa UGM.
Baca SelengkapnyaKabupaten Jayapura Gelar Jambore Kader Siaga Malaria
28 Juli 2023
Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi kinerja kader Siamal.
Baca SelengkapnyaKasus Malaria di AS, Berhubungan dengan Perubahan Iklim?
17 Juli 2023
Para ilmuwan masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah kasus malaria di AS berkaitan dengan perubahan iklim
Baca SelengkapnyaMalaria dan Nyamuk Anopheles, Seluk-beluk Penularan dan Lainnya
16 Juli 2023
Selama menggigit, nyamuk betina Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium, pencetsus Malaria, dapat mentransmisikan parasit tersebut ke manusia.
Baca SelengkapnyaMalaria Sergap Amerika Serikat, Bagaimana Kasus Itu Mengganas di Florida dan Texas
14 Juli 2023
Kasus malaria muncul kembali di Amerika Serikat, ancaman yang tak terduga menjelajahi negeri.
Baca Selengkapnya