TEMPO.CO, Jakarta - Anggapan perempuan memiliki kelebihan berat badan atau obesitas karena kelebihan makan tidak seluruhnya benar. Faktor metabolisme hormon dalam tubuh ternyata memegang peranan penting.
Dalam tubuh manusia terdapat hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang yang disebut gut hormone. Hormon ini ada yang bersifat oreksigenik yang berfungsi menimbulkan rasa lapar dan bersifat anoreksigenik yang menekan rasa lapar.
"Pada perempuan obesitas, oreksigenik gut hormone meningkat dan anoreksigeniknya menurun," ujar dokter spesialis gizi klinik pada Departemen Radioterapi RSCM, Fiastuti Witjaksono, dalam sidang disertasi untuk memperoleh gelar doktor di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Senin, 30 Januari 2012.
Menurut Fiastuti, perempuan yang obesitas harus mulai melakukan diet melalui pemenuhan kebutuhan protein. Sebelum melakukan diet, perempuan dengan obesitas harus menghitung indeks masa tubuh terlebih dahulu.
Fiastuti pun memperkenalkan dua macam diet yang harus diberlakukan bagi perempuan dengan obesitas, yaitu diet protein sedang dan diet protein tinggi.
Diet protein sedang dilakukan dengan memenuhi kebutuhan protein 25 persen dari total energi di dalam tubuh. Sedangkan diet protein tinggi dilakukan dengan memenuhi kebutuhan komposisi protein 40,6 persen dari total energi.
Dalam disertasinya Fiastuti menyimpulkan pemenuhan 25 persen protein bisa didapat dari makanan dasar. Namun untuk diet tinggi protein, pemenuhan komposisi 40,6 persen agak sulit dilakukan kecuali dengan nutrisi tambahan, salah satunya kasein.
"Bahkan bila kita memakan putih telur yang paling banyak mengandung protein pun pemenuhan empat puluh persen komposisi protein tidak tercapai," ujar Fiastuti.
Fiastuti menyetarakan kebutuhan protein 40,6 persen sebagai 60 gram dari total energi dalam tubuh. Karena itu, dengan menghitung komposisi gizi dalam makanan, asupan protein bisa didapat dengan membeli nutrisi tambahan.
CHETA NILAWATY
Berita terkait
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem
1 hari lalu
Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaRutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
6 hari lalu
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot
Baca SelengkapnyaJokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
12 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
14 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
15 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
22 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
23 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
23 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
24 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
24 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca Selengkapnya