Flu Parah Tingkatkan Risiko Parkinson

Reporter

Editor

Selasa, 24 Juli 2012 12:04 WIB

TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Influenza berat yang dialami seseorang kemungkinan meningkatkan resiko orang tersebut mengalami penyakit Parkinson, demikian hasil penelitian para ahli di University of British Columbia (UBC). Namun sebaliknya, mereka yang saat kanak-kanak tertular penyakit campak merah sekitar 35 persen lebih rendah untuk terserang Parkinson.

Parkinson adalah gangguan sistem saraf ditandai dengan lambatnya gerakan, gemetar, kekakuan, dan pada tahap selanjutnya, kehilangan keseimbangan.

Temuan para ilmuwan dari School of Population and Public Health UBC dan the Pacific Parkinson’s Research Centre ini dipublikasikan bulan ini di jurnal Movement Disorders dan dikutip oleh situs ScienceDaily. Temuan ini didasarkan pada hasil wawancara terhadap 403 pasien Parkinson dan 405 orang sehat di British Columbia, Kanada.

Ketua penulis, Anne Harris, juga meneliti apakah paparan getaran seperti peralatan operasi mempunyai efek pada risiko terjadinya Parkinson. Dalam studi yang lain, Harris dan rekan-rekannya melaporkan bahwa paparan getaran bisa meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini hingga 33 persen dibandingkan dengan orang-orang yang pekerjaannya tidak mengalami paparan tersebut.

Harris juga menemukan bahwa mereka yang terkena intensitas tinggi getaran, misalnya, mengemudi traktor, tank militer, atau perahu kecepatan tinggi memiliki risiko secara konsisten lebih tinggi terkena Parkinson daripada orang yang pekerjaannya terlibat lebih rendah getaran, misalnya yang mengoperasikan kendaraan di jalan raya.

“Tidak ada program penyembuhan atau pencegahan atas Parkinson secara khusus karena kami masih belum memahami apa yang menjadi pemicunya di sebagian orang, tetapi sebagian yang lain tidak mengalaminya,” kata Harris yang melakukan penelitian ini sambil mendapatkan gelar doktoralnya di UBC.

“Ini semacam pekerjaan detektif epidemiolog yang melelahkan, tetapi penting untuk mengetahui mekanisme yang terjadi di tempat kerja sehingga memungkinkan diperolehnya strategi untuk mencegahnya,” kata Harris lagi.

SCIENCE DAILY | ARBA’IYAH SATRIANI

Berita Terpopuler Lainnya

Makin Banyak Gadis AS Pertahankan KeperawanannyaBrotoseno dan Angie kembali Pamer Kemesraan
Dua Tokoh Ini Jadi Penentu Capres 2014
Ibu Menyusui Lebih Langsing Saat Usia Lanjut
Fast Food Picu Penyakit Jantung di Asia
Kurangi Garam Agar Terhindari dari Kanker Perut
Psikolog: Anak Korban Penembakan Bisa Trauma

Berita terkait

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

2 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

8 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

18 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

19 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

19 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

20 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

20 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

20 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya