Awas Bongkok Kingkong

Reporter

Minggu, 7 Oktober 2012 21:12 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Dada, bahu, dan lengan merupakan bagian tubuh favorit yang sering dilatih dalam latihan beban. Maklum, setizap orang pasti mengidamkan punya postur yang tegap, kencang, dan berotot. Tidak hanya pria, tapi wanita juga. Hany Diah Pangastuti, 35 tahun, misalnya, ingin bahunya tegap seperti Michelle Obama. Maka ia pun secara khusus membentuk otot di sekitar lengan dan bahu.

Tapi, karena terlalu semangat melatih otot dada, lengan, dan bahu, bukan bahu tegap dan lengan kencang yang didapat Hany, melainkan bahu yang bungkuk seperti bahu kingkong. Dokter spesialis kesehatan olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Michael Triangto, menyebutkan, bahu kingkong disebabkan oleh gerakan fitness yang tidak imbang atau fitness imbalance.

Karena otot dada, bahu, dan punggung dilatih berlebihan, maka otot di sekitar area itu menjadi lebih besar dan kuat. Otot yang lebih besar ini lama-kelamaan menggelembung keluar dari postur normal. “Keadaan inilah yang kemudian berujung pada postur bahu kingkong,” ujar Michael, Kamis lalu. Potensi ini semakin besar jika orang itu memiliki jenis bahu bulat seperti Hany.

Otot yang telanjur mengembang dan kuat ini otomatis akan membatasi gerak otot di bagian tubuh lainnya. Karena itu, Michael menambahkan, tidak mengherankan bila orang-orang yang memiliki postur bahu kingkong akan mengalami keterbatasan gerak. Michael mencontohkan, saat mengangkat tangan. Bagi orang yang memiliki postur bahu kingkong, gerakan mengangkat tangan memerlukan gerakan ekstra. “Saya jadi tidak bisa berenang, setiap digerakkan bahu saya sakit. Akibatnya, bukan mengambang, saya malah makin tenggelam,” ujar Hany, Rabu lalu.

Hany pun beberapa kali mendatangi dokter tulang dan ahli fitness di Jakarta. Hasilnya, Hany diharuskan berhenti melatih otot dada, bahu, dan lengan selama fitness. “Gerakan-gerakan yang dianjurkan adalah gerakan yang melatih otot-otot punggung bagian tengah,” ujar Dionisius Henry, Trainer Functional Exercise dan Therapy dari Akademi Fitness, Aerobik, dan Spa (AFAS), yang juga menangani kasus Hany.

Menurut Henry, di samping melatih otot punggung bagian tengah dan mengurangi latihan otot dada, orang yang sudah telanjur memiliki postur bahu kingkong dianjurkan untuk lebih lama melakukan peregangan. Mereka juga dianjurkan untuk menjalani terapi myofascial atau terapi pada otot yang sangat sakit saat digerakkan.

Senada dengan Henry, Michael menyarankan penghentian latihan yang lama dan mengubahnya ke pola latihan yang baru. Pola yang baru itu terdiri atas dua tahap. Pertama, menurut Michael, adalah melakukan peregangan di bagian otot dada. Dengan demikian, otot dada yang sempit pada orang berpostur bahu kingkong akan membuka.

Gerakan kedua yang bisa dilakukan adalah dengan berdiri tegak sambil memegang tongkat secara horizontal, dengan kedua tangan berjarak lebar. Kemudian tongkat tersebut didorong ke atas melewati kepala sekuat-kuatnya dalam beberapa hitungan. Ulangi sampai dua atau tiga set. “Setelah itu, baru tongkatnya didorong ke belakang sedikit,” kata Michael.

Gerakan ketiga adalah hang atau menggantung bebas pada palang selama beberapa detik. Saat melakukan gerakan ini, bahu tidak perlu diangkat melewati palang. “Biarkan tubuh jatuh ke bawah begitu saja,” kata Michael. Ia juga menganjurkan kepada pasiennya yang ingin mengubah postur untuk menjalani diet karbohidrat. Tujuannya agar otot yang sudah dibentuk kembali ke posisi semula, walau tidak sempurna.

“Latihan fitness itu bukan latihan yang bersifat permanen. Maka, kalau ada kesalahan, segera hentikan latihan, kemudian lakukan restart otot, dan pindah ke latihan lainnya,” ujar Michael.


CHETA NILAWATY

Berita terkait

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

4 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

10 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

20 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

21 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

21 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

22 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

22 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

22 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya