Begini Hasil Pindai Otak Pembunuh dan Pemerkosa  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 7 Februari 2013 08:29 WIB

Foto: livescience.com

TEMPO.CO, London - Frasa "otak jahat" tak hanya istilah, namun juga tampak dalam wujud nyata. Setidaknya, inilah yang terbaca dari penelitian Dr Gerhard Roth, seorang ahli saraf dan profesor di University of Bremen.

Pada Daily Mail London, ia menyatakan, ditemukan sebuah massa gelap pada salah satu bagian saat orang-orang dengan catatan kriminal--termasuk pembunuh dan pemerkosa--dipindai otaknya.

"Ketika Anda melihat scan otak pelaku kejahatan berat, selalu ditemukan bagian dengan warna lebih gelap di bagian bawah permukaan otak," kata Roth. "Ada kasus di mana seseorang menjadi pelaku kriminal sebagai akibat dari tumor atau cedera di daerah itu, dan setelah operasi untuk mengangkat tumornya itu, orang tersebut berperilaku normal kembali."

Roth tidak sendirian membeberkan teori bahwa scan otak dapat mengungkapkan kecenderungan psikopat seseorang. Kent Kiehl, profesor psikologi di University of New Mexico, membuktikan hal yang sama setelah melakukan pemindaian otak atas 2.000 narapidana di penjara-penjara di Wisconsin dan New Mexico.

Kiehl menemukan pola yang sama pada hasil scan otak mereka. "Jika Anda memiliki perilaku yang berbeda, Anda akan memiliki otak yang berbeda," katanya.

Kiehl mencatat peran gen MAOA dalam perilaku kekerasan. Dia mengatakan, jika seseorang memiliki gen dan berasal dari lingkungan yang stres, ia memiliki peningkatan risiko untuk melakukan tindak kekerasan. Gen dapat menyebabkan variabilitas dalam kepadatan materi abu-abu di beberapa bagian otak, yang merupakan faktor risiko untuk menjadi psikopat.

"Psikopati saat ini dianggap sebagai prediktor terbaik dari perilaku masa depan," kata Kiehl.

Roth setuju dengan pendapatnya. "Ketika saya akan melihat orang-orang muda, dan saya melihat ada gangguan perkembangan di otak bagian bawah, saya dapat memastikan bahwa 66 persen kemungkinan mereka akan menjadi pelaku kriminal pada masa mendatang," ujarnya.

Banyak psikolog percaya bahwa psikopati, seperti halnya autisme, adalah kondisi neurologis yang berbeda yang dapat diidentifikasi sejak anak-anak berumur 5 tahun. Demikian dilaporkan New York Times pada bulan Mei.

MAIL ONLINE | TRIP B

Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

41 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya