TEMPO.CO, London - Para ilmuwan Inggris mengeluarkan peringatan bila pewarna rambut, yang dipakai jutaan perempuan, lekat akan bahan kimia. Mereka pun menganggap zat ini sangat berbahaya karena dapat menjadi pemicu kanker. Kandungan bahan kimia penyebab penyakit mematikan itu tak hanya tercantum pada pewarna rambut salon saja, tetapi juga cat rambut rumahan.
"Bahan kimia pewarna rambut permanen dapat bereaksi dengan asap tembakau dan polutan di udara," tulis Mail Online, Rabu, 20 Februari 2013. "Respon itu membentuk satu senyawa penyebab kanker yang sangat berbahaya."
Lebih dari sepertiga perempuan serta satu dari sepuluh lelaki terbiasa mewarnai rambut mereka. Menurut para ilmuwan Leeds, yang berbasis pada perusahaan Green Chemicals, penting bagi konsumen untuk mengetahui risiko kesehatan itu. "Bahan kimia penyebab kanker itu disebut amina sekunder," kata para ilmuwan.
Setelah pewarna dioleskan ke rambut, amina sekunder akan menembus kulit kepala. Bahkan, bahan itu bakal tetap melekat di rambut selama berminggu-minggu hingga bertahun-tahun. Dan seiring dengan waktu, zat kimia ini bisa bereaksi dengan asap tembakau atau knalpot. "Hingga mereka membentuk bahan kimia yang sangat beracun, disebut N-nitrosamin."
Menurut Dr Emma Meredith dari Cosmetic, Toiletry & Perfumery Association, penggunaan amina sekunder telah dilarang. Sebab dapat menimbulkan reaksi kimia yang berbahaya. Sedangkan George Hammer, pemilik salon kecantikan dan rambut terbesar di dunia, Urban Retreat, menyatakan, isu ini telah disembunyikan dengan rapat oleh perusahaan kimia. Sebab mereka lah yang memiliki kepentingan besar dalam hal ini.
Pada 2009, Mail Online pernah mengungkapkan bahwa perempuan yang menggunakan pewarna rambut lebih dari sembilan kali dalam setahun berisiko 60 persen menderita kanker darah atau leukimia. Setahun kemudian, Komisi Eropa melarang 22 jenis pewarna rambut karena diduga menyebabkan kanker kandung kemih.
MAIL ONLINE | CORNILA DESYANA
Baca juga:
Berisik Saat Berhubungan Intim Lebih Sehat
Hubungan Buruk dengan Pacar Merusak Kesehatan
Les Musik Tak Dongkrak Prestasi Akademik
Kopi Bikin Ukuran Bayi Lebih Kecil
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
42 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya