TEMPO.CO, London - Penggunaan pil kontrasepsi menyebabkan sekitar 2.500 kasus penggumpalan darah dan 20 kematian setiap tahunnya di Prancis. Demikian diungkapkan lembaga pengawas kesehatan di negara tersebut.
The National Agency for safety of Drugs and Health Products (ANSM) melakukan sebuah studi yang menemukan bahwa pil kontrasepsi berkaitan dengan thrombosis atau penggumpalan darah. Dikatakan bahwa penggumpalan darah bisa mematikan, menyebabkan stroke atau serangan jantung jika penggumpalan terjadi di otak atau jantung.
Hasil riset ini seperti dikutip situs Daily Mail, mengungkapkan bahwa sebanyak 14 dari 20 kematian tersebut disebabkan oleh pil generasi ketiga dan keempat yang diperkenalkan pertama kali sekitar 20 tahun silam. Sementara enam kasus lainnya disebabkan oleh pil generasi pertama dan kedua.
Pil generasi ketiga diperkenalkan pada 1990-an dan generasi keempat disetujui sekitar 10 tahun silam. Pil generasi ketiga dan keempat itu, saat ini sedang berada di bawah pengawasan karena menyebabkan Marion Larat, 25 tahun, mengalami stroke dan kini sedang mengajukan kasusnya ke pengadilan.
"Risiko terjadinya venous thromboembolism terjadi pada seluruh populasi, tetapi risikonya rendah," ujar ANSM. "Hal tersebut meningkat bersamaan dengan peningkatan usia semua wanita, tak peduli apakah mereka menggunakan alat kontrasepsi atau tidak."
Namun, ungkap laporan ANSM, jumlahnya lebih tinggi pada pengguna pil generasi ketiga dan keempat dibandingkan mereka yang menggunakan pil kontrasepsi generasi pertama dan kedua. Hasil riset ANSM sendiri berdasarkan model statistik.
Di Prancis, penggunaan pil kontrasepsi merupakan yang tertinggi di dunia. Pada 2011, hampir 4,27 juta wanita menggunakan pil tersebut. Namun, setelah menteri kesehatan negara itu memutuskan untuk memperketat peresepan pil kontrasepsi ini, penjualan pil kontrasepsi generasi ketiga dan keempat mengalami penurunan tajam.
Kasus sejenis terjadi di Kanada, ketika 11 orang meninggal dunia dan diduga terkait dengan penggunaan pil kontrasepsi tersebut. Pekan lalu, European Medicines Agency, yang mengatur penggunaan obat di Eropa, mengumumkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian atas keamanan pil tersebut.
Sementara di Inggris, kepedulian mengenai penggunaan obat ini meningkat setelah beberapa wanita muda mengalami kematian termasuk Shannon Deakin pada 2011.
Menurut data dari Medicines & Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA), sekitar 40 dari setiap 100 ribu wanita mengalami penggumpalan darah setiap tahunnya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menggunakan pil kontrasepsi yang jumlahnya hanya lima hingga 10 wanita yang di antara 100 ribu wanita.
DAILY MAIL | ARBA'IYAH SATRIANI
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Umum Terpilih, Ibas Mundur sebagai Sekjen
Belanja Arloji Mewah Indonesia Bernilai Triliunan
Kasus Lapas Cebongan, Polda Perlu Gaet Agen Asing?
Jokowi Kalah Sama Penjual Dompet
Berita terkait
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan
11 Maret 2024
Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.
Baca SelengkapnyaAlasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan
8 Maret 2024
Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.
Baca Selengkapnya7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor
21 Januari 2024
Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?
Baca SelengkapnyaAlasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak
20 Juni 2023
Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.
Baca SelengkapnyaCegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi
1 Mei 2023
Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.
Baca SelengkapnyaPerlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi
15 April 2023
Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.
Baca SelengkapnyaPerlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual
9 Januari 2023
Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?
Baca SelengkapnyaCISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk
3 Desember 2022
CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).
Baca SelengkapnyaBerapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?
25 Agustus 2022
Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.
Baca SelengkapnyaPentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi
28 Juni 2022
Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.
Baca Selengkapnya