Pil Kontrasepsi Picu Penggumpalan Darah

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 30 Maret 2013 03:17 WIB

Alat kontrasepsi. TEMPO/Syamsul Marlin

TEMPO.CO, London - Penggunaan pil kontrasepsi menyebabkan sekitar 2.500 kasus penggumpalan darah dan 20 kematian setiap tahunnya di Prancis. Demikian diungkapkan lembaga pengawas kesehatan di negara tersebut.

The National Agency for safety of Drugs and Health Products (ANSM) melakukan sebuah studi yang menemukan bahwa pil kontrasepsi berkaitan dengan thrombosis atau penggumpalan darah. Dikatakan bahwa penggumpalan darah bisa mematikan, menyebabkan stroke atau serangan jantung jika penggumpalan terjadi di otak atau jantung.

Hasil riset ini seperti dikutip situs Daily Mail, mengungkapkan bahwa sebanyak 14 dari 20 kematian tersebut disebabkan oleh pil generasi ketiga dan keempat yang diperkenalkan pertama kali sekitar 20 tahun silam. Sementara enam kasus lainnya disebabkan oleh pil generasi pertama dan kedua.

Pil generasi ketiga diperkenalkan pada 1990-an dan generasi keempat disetujui sekitar 10 tahun silam. Pil generasi ketiga dan keempat itu, saat ini sedang berada di bawah pengawasan karena menyebabkan Marion Larat, 25 tahun, mengalami stroke dan kini sedang mengajukan kasusnya ke pengadilan.

"Risiko terjadinya venous thromboembolism terjadi pada seluruh populasi, tetapi risikonya rendah," ujar ANSM. "Hal tersebut meningkat bersamaan dengan peningkatan usia semua wanita, tak peduli apakah mereka menggunakan alat kontrasepsi atau tidak."

Namun, ungkap laporan ANSM, jumlahnya lebih tinggi pada pengguna pil generasi ketiga dan keempat dibandingkan mereka yang menggunakan pil kontrasepsi generasi pertama dan kedua. Hasil riset ANSM sendiri berdasarkan model statistik.

Di Prancis, penggunaan pil kontrasepsi merupakan yang tertinggi di dunia. Pada 2011, hampir 4,27 juta wanita menggunakan pil tersebut. Namun, setelah menteri kesehatan negara itu memutuskan untuk memperketat peresepan pil kontrasepsi ini, penjualan pil kontrasepsi generasi ketiga dan keempat mengalami penurunan tajam.

Kasus sejenis terjadi di Kanada, ketika 11 orang meninggal dunia dan diduga terkait dengan penggunaan pil kontrasepsi tersebut. Pekan lalu, European Medicines Agency, yang mengatur penggunaan obat di Eropa, mengumumkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian atas keamanan pil tersebut.

Sementara di Inggris, kepedulian mengenai penggunaan obat ini meningkat setelah beberapa wanita muda mengalami kematian termasuk Shannon Deakin pada 2011.

Menurut data dari Medicines & Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA), sekitar 40 dari setiap 100 ribu wanita mengalami penggumpalan darah setiap tahunnya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menggunakan pil kontrasepsi yang jumlahnya hanya lima hingga 10 wanita yang di antara 100 ribu wanita.

DAILY MAIL | ARBA'IYAH SATRIANI

Berita terpopuler lainnya:
Ketua Umum Terpilih, Ibas Mundur sebagai Sekjen

Belanja Arloji Mewah Indonesia Bernilai Triliunan

Kasus Lapas Cebongan, Polda Perlu Gaet Agen Asing?

Jokowi Kalah Sama Penjual Dompet

Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

11 Maret 2024

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

8 Maret 2024

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Baca Selengkapnya

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.

Baca Selengkapnya