Bakteri Wolbachia Dapat Kurangi Nyamuk DBD

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 21 Juni 2013 03:46 WIB

Nyamuk aedes aegypti. AP/USDA

TEMPO.CO , Jakarta:Penyakit demam berdarah yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypty sudah sering terdengar di wilayah tropis khususnya Indonesia. Kasus demam berdarah dengue pun cukup banyak terjadi, tidak hanya di wilayah pedesaan namun juga di daerah perkotaan. Beberapa aksi pencegahan seperti melakukan penyemprotan obat anti nyamuk hingga kebiasaan menguras tempat air, menutup tempat penyimpanan air, serta mengubur sampah plastik pun sudah menjadi kampanye pemerintah mengurangi jumlah kasus yang cukup marak itu.

Namun saat ini, satu penelitian yang dilakukan di Australia menemukan cara lain untuk mengurangi penyebaran penyakit akibat nyamuk itu. "Kami menggunakan bakteri Wolbachia untuk kurangi jumlah DBD," kata pemipin penelitian itu, Prof Scott O'Neill di Hotel Four Seasons, Jakarta 17 Juni 2013.

Bakteri wolbachia adalah bakteri yang biasa hidup di sekitar 70 persen serangga di dunia. Bakteri ini ada di serangga seperti kupu-kupu, lalat, ngengat, namun ternyata tidak terdapat di nyamuk yang biasa membawa virus demam berdarah dengue.

Maka O'Neill dan timnya pun melakukan penelitian dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam embrio nyamuk yang biasa menularkan virus DBD sehingga nyamuk itu mengandung sel wolbachia di dalam tubuhnya. "Penelitian ini membutuhkan jarum yang sangat kecil dan waktu bertahun-tahun," katanya.

Bakteri ini dapat memblokir terinfeksinya nyamuk oleh virus dengue yang menyebabkan demam berdarah. Nyamuk yang sudah mengandung wolbachia itu pun akhirnya tidak dapat menyebarkan virus itu ke tubuh manusia. "Manusia tidak akan merasakan perbedaan antara digigit oleh nyamuk yang mengandung wolbachia ataupun tidak. Dan ini bakteri ini aman untuk manusia," kata peneliti dengan gerakan bernama Eliminate Dengue ini yakin.

Nyamuk yang mengandung bakteri ini pun hidupnya akan menjadi lebih singkat. Dari biasanya usia nyamuk berkisar sekitar 30 hari, setelah mengandung Wolbachia, nyamuk itu bisa hanya berusia 15 hari saja. "Hal ini juga dapat mengurangi berkembangnya virus DBD, karena nyamuk betina yang dapat menularkan virus DBD itu, biasanya berusia 30 hari. Dengan usia yang lebih muda, semakin sedikit pula jumlah nyamuk yang dapat menularkan virus itu," katanya.

Saat ini, penelitian itu dilakukan di berbagai negara, khususnya wilayah tropis yang memiliki jumlah kasus demam berdarah yang cukup tinggi. Penelitian yang secara internasional didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation ini sedang mengembangbiakan populasi nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia.

Hal itu dengan cara mengawinkan antara nyamuk yang sudah mengandung Wolbachia dengan yang belum. "Di Australia kami sudah mulai menyebarkan nyamuk yang memiliki Wolbachia di beberapa pemukiman agar mereka berbaur dengan nyamuk yang belum mengandung bakteri itu,"katanya. Ia berharap, dengan jumlah nyamuk yang dapat menghambat pertumbuhan virus demam berdarah yang semakin banyak, maka, semakin sedikit pula manusia yang akan terkena gigitan nyamuk yang bervirus DBD itu.

MITRA TARIGAN



Baca Juga:
Cara Jokowi-Ahok Taklukkan Wakil Rakyat

Ini Masukan Radja Nainggolan untuk Timnas U-23

Beredar Kabar, Sabtu Harga Harga BBM Mulai Naik

Perkosa 11 Gadis, Politikus Dieksekusi di Cina

Lion Air Tantang AirAsia dan Tiger Airways




Berita terkait

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

10 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

11 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

18 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

23 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

25 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

25 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

27 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

35 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

35 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

37 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya