TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda ingin menjaga daya ingat, sebaiknya Anda rajin menyikat gigi. Pasalnya, orang yang mempunyai lebih sedikit gigi asli mempunyai daya ingat yang lebih buruk, demikian hasil penelitian terbaru.
Riset yang dilakukan pada 273 orang berusia 55 tahun ke atas ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara jumlah gigi seseorang dengan kemampuannya dalam melakukan tes daya ingat. Meskipun hubungan tersebut tidak terlalu menonjol, tapi signifikan. Hubungan ini tampak, ungkap situs LiveScience, edisi 24 Juli 2013, saat para peneliti memasukkan unsur usia. Dengan kata lain, bertambahnya usia tidak serta merta menyebabkan berkurangnya gigi dan daya ingat.
Meskipun alasan hubungan tersebut belum begitu jelas, temuan baru ini sejalan dengan hasil studi sebelumnya pada binatang dan manusia yang menunjukkan bahwa keberadaan gigi alami ada kaitannya dengan fungsi kognitif. Mempunyai lebih sedikit gigi bisa disebut sebagai faktor risiko untuk masalah daya ingat pada orang lanjut usia. Demikian dikatakan para peneliti dalam riset yang hasil lengkapnya akan dipublikasikan di European Journal of Oral Sciences edisi Agustus mendatang.
Penelitian ini dilakukan pada tikus yang giginya diambil semua menunjukkan memiliki masalah daya ingat dan proses belajar. Tikus kehilangan sistem saraf lebih banyak serta mengalami kerusakan lebih parah di hippocampus, yaitu bagian dari otak yang melibatkan susunan informasi.
Menurut para ilmuwan, ada kemungkinan hilangnya gigi alami menurunkan sinyal sensor yang gigi kirimkan ke otak, sehingga mempengaruhi fungsinya, termasuk daya ingat. Dalam penelitian terbaru, para ilmuan memasukkan faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi daya ingat, seperti tahun pendidikan partisipan, jenis pekerjaan, dan riwayat kesehatan, tapi hubungan antara gigi dan daya ingat tetap signifikan.
Rata-rata partisipan dalam studi ini mempunyai 22 gigi alami, sekitar sepertiganya mempunyai lebih sedikit daripada gigi lengkap manusia. Kemungkinan merupakan penyebab mereka menghindari makanan tertentu, atau mengkonsumsi lebih sedikit makanan yang mengandung nutrisi penting untuk menjaga daya ingat yang kuat, ungkap para peneliti.
Salah satu pembatasan dalam riset ini adalah kecilnya jumlah partisipan. Meski demikian, sebuah penelitian sebelumnya yang melibatkan lebih dari 4 ribu partisipan dan mengontrol beberapa faktor gaya hidup, seperti merokok dan asupan alkohol, menemukan hasil yang hampir sama. Orang yang mempunyai gigi lebih sedikit atau bahkan ompong sama sekali lebih cenderung untuk kehilangan sebagian daya ingatnya dibandingkan mereka yang masih memiliki banyak gigi alami. Hasil studi ini dipublikaskan di jurnal Behavioral and Brain Function pada 2011 silam.
LIVE SCIENCE | ARBA'IYAH SATRIANI
Berita terkait
Institut Kesehatan Hermina Gelar Kuliah Pakar Internasional Keperawatan, Prof Kyoko Sudo dari Jepang Jadi Narasumber
3 hari lalu
Institut Kesehatan Hermina gelar kuliah pakar internasional soal inovasi digital dan sistem informasi kesehatan. Satu narasumber Prof Sudo dari Jepang
Baca SelengkapnyaDefinisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang
31 hari lalu
Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.
Baca SelengkapnyaCOP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama
5 Maret 2024
Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat
30 September 2023
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?
Baca SelengkapnyaPolusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri
26 Agustus 2023
Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.
Baca SelengkapnyaDampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi
7 Agustus 2023
Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.
Baca SelengkapnyaEnergi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya
25 Juli 2023
Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?
Baca SelengkapnyaFakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS
11 April 2023
tiga program studi FKM dan satu program FIK Universitas Indonesia (UI) meraih akreditasi internasional dari AHPGS.
Baca SelengkapnyaCISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi
7 Desember 2022
CISDI menyebut RKUHP yang baru disahkan kemarin luput mempertimbangkan perspektif kesehatan masyarakat dalam proses pembahasannya.
Baca SelengkapnyaDr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat
9 Agustus 2022
Penjenamaan rumah sehat akan memfungsikan ilmu kedokteran tentang pencegahan penyakit. Layanan digital terintegrasi SATU SEHAT menjadi langkah mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Baca Selengkapnya