TEMPO.CO, Jakarta - Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin. Begitulah peringatan yang tertulis di bungkus rokok sebelum akhirnya diganti dengan tulisan “Merokok Membunuhmu.”
Bahaya rokok yang tertulis dalam bungkus rokok tidak hanya mengintai para perokok aktif tetapi juga mengintai para perokok pasif. Perokok pasif, terutama wanita, berisiko tinggi mengalami keguguran, lahir mati, dan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
Dikutip dari laman Daily Mail, Senin, 3 Maret 2014, studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal ini telah menganalisis data historis dari lebih dari 80 ribu wanita yang telah menopause.
Dari 80 ribu wanita tersebut, lebih dari 5000 di antaranya (5,3%) merupakan perokok saat ini, sedangkan 35 ribu (43%) di antaranya adalah mantan perokok. Sementara itu sekitar 41 ribu (50,6%) di antaranya adalah non-perokok. Kesemua wanita ini pernah hamil, setidaknya satu kali kehamilan.
Hasilnya, 1 di antara 3 orang tersebut (32,6%) mengatakan, mereka pernah mengalami keguguran setidaknya satu kali. Sementara itu, sebanyak 3.552 orang (4,4 %) mengatakan pernah mengalami kelahiran dengan janin yang sudah meninggal sedangkan 2.033 wanita (2,5%) telah mengalami kehamilan ektopik.
Studi kemudian berlanjut. Peneliti wanita non-perokok kemudian dikategorikan menurut tingkat perokok pasif selama masa kanak-kanak, sebagai orang dewasa di rumah, dan sebagai orang dewasa di tempat kerja.
Dari sini diketahui, risiko gangguan kehamilan tersebut lebih tinggi pada wanita non-perokok yang menjadi perokok pasif dibandingkan dengan wanita non-perorok yang tidak pernah terpapar asap rokok sama sekali. Semakin lama periode paparan, semakin besar pula risiko gangguan kehamilan untuk non-perokok.
Mereka yang mengalami tingkat tertinggi paparan seumur hidup (10 tahun sebagai seorang anak, lebih dari 20 tahun sebagai orang dewasa di rumah, dan lebih dari 10 tahun di tempat kerja) memiliki risiko keguguguran 17 persen, risiko melahirkan janin yang meninggal 55 persen, dan risiko kehamilan ektopik 61 persen lebih tinggi dari non-perokok pasif.
ANINGTIAS JATMIKA | DAILY MAIL
Berita Lainnya
Kelebihan Protein Berbahaya Bagi Manula
Gaya Mini dan Boots Hitam Trie Utami
Miss Indonesia Dukung Pengadaan Bus Pariwisata
Pahami Kesuksesan Dalam The Lost Secret of Success
Berita terkait
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem
1 hari lalu
Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaRutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
5 hari lalu
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot
Baca SelengkapnyaJokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
12 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
14 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
14 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
21 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
22 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
23 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
23 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
24 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca Selengkapnya