Pemerintah Ragukan Riset Penderita Skizofrenia

Reporter

Editor

Hari prasetyo

Jumat, 28 Maret 2014 05:57 WIB

Pasien masalah kejiwaan (Skizofrenia). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO , Bandung: Pemerintah meragukan hasil penelitiannya sendiri soal jumlah penderita gangguan jiwa berat, skizofrenia, di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, jumlah penderitanya 400 ribu orang atau menurun dibanding riset sejenis pada 2007.

"Kami mempertanyakan riset kemarin (2013) sebab kenyataannya tidak demikian," kata Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Eka Viora, di Bandung, Kamis, 27 Maret 2014.

Jumlah penderita skizofrenia atau umum disebut awam sebagai orang gila, dari data riset kesehatan 2007, sebanyak dua orang dari 1.000 penduduk. Pada 2013, prevalensi skizofrenia menyusut menjadi 1,7 per 1.000 orang. "Tidak tahu apakah turunnya karena metode riset yang berbeda," ujar Eka di sela Konferensi Nasional Psikiatri Komunitas 2014.

Jika mengacu pada prevalensi badan kesehatan dunia (WHO) sebesar satu persen, diperkirakan jumlah pasien skizofrenia di Indonesia sekitar 2,6 juta orang.

Skizofrenia adalah penyakit kronis yang membuat penderita kesulitan memproses pikirannya sehingga muncul halusinasi, sulit berinteraksi dengan orang dan kenyatan. Penanganan yang tepat bisa menyembuhkan pasien secara sempurna.

Di luar masalah angka riset itu, pelayanan kesehatan jiwa sejauh ini diakuinya masih lemah. Sebanyak 96,5 persen penderita gangguan jiwa berat itu tidak mendapat layanan memadai di rumah sakit pada 2005. Selebihnya memilih berobat ke dukun atau pengobatan alternatif.

Pelayanan yang selama ini bertumpu ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) juga diakui belum merata. Jumlah RSJ sekarang se-Indonesia ada 46 milik pemerintah dan swasta, hanya di 26 provinsi, katanya.

Kementerian Kesehatan berusaha mengatasi masalah layanan kesehatan gangguan jiwa itu dengan pemeriksaan berjenjang mulai dari dokter pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit daerah, hingga rumah sakit pusat, kata Eka. Mereka juga menyertakan kesehatan jiwa dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Walau begitu, jumlah dokter spesialis kejiwaan (psikiater) di Indonesia masih minim.

Ketua Seksi Psikiatri Komunitas Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Suryo Dharmono, mengatakan saat ini baru ada 720 orang psikiater se-Indonesia. Jumlahnya akan bertambah 150 orang dari dokter umum yang kini sedang mengambil spesialis kejiwaan. "Per tahun dilantik 25-30 psikiater baru," ujar Suryo.


ANWAR SISWADI


Berita Terpopuler
Terdeteksi 122 Obyek, Puing MH370?

Miripkah Kecelakaan MH370 dengan Adam Air?

I Love You, Ucapan Terakhir Pramugara MH370

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

24 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya