TEMPO.CO, Jakarta - Ketika salah satu pasangan mengalami depresi, mahligai pernikahan bisa terkena dampaknya. “Depresi sangat bervariasi sesuai tingkat keparahannya, tapi semuanya memiliki dampak yang akan berpengaruh ke semua hubungan, termasuk pernikahan,” kata Dr. Jay Baer, seorang psikiater di Rumah Sakit Wanita Boston, Amerika Serikat.
Depresi akan mempengaruhi suasana hati, pikiran, kehidupan seksual, pola tidur, nafsu makan, dan tingkat energi. Semua faktor ini bisa mempengaruhi pernikahan. Oleh sebab itu, peran pasangan sangat penting dalam menghadapi masalah ini. Jangan sampai situasi menjadi lebih keruh lantaran seseorang tidak bisa menangani pasangannya yang tengah depresi dengan tepat.
Di bawah ini tujuh saran Baer untuk menghadapi pasangan yang tengah depresi, seperti dikutip dari Live Science, Selasa, 13 Mei 2014.
1. Berusaha untuk tetap berada dalam tim yang sama
Bekerja samalah dengan si dia dalam menghadapi depresinya. Musuh Anda adalah "depresi", bukannya "pasangan yang sedang depresi", kata Baer. Anda harus lebih aktif bekerja untuk membantunya merasa lebih baik. Cobalah untuk ajak ia menghabiskan waktu berdua seharian.
2. Jangan terjebak dalam perasaan marah
Berurusan dengan pasangan yang depresi dapat memprovokasi kemarahan dan kebencian. Cobalah untuk tetap sabar dan mendampinginya.
3. Tunjukkan pengertian
Membicarakan masalah depresi bukan hal yang mudah. Bantulah ia mengungkapkan apa yang ia rasa dan pikirkan. Tunjukkan bahwa Anda mengerti dirinya dan bukan akan menghakiminya.
4. Membantu mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Jika depresi sudah tak bisa ditangani, maka sudah waktunya untuk mencari tahu lebih dalam lagi. Katakanlah, “Aku menyayangimu, tapi aku tak suka melihat kamu depresi. Ini hal yang biasa terjadi pada setiap orang dan kamu tak usah malu. Mari kita cari tahu lebih banyak tentang ini bersama-sama.” Dan jika sudah tak bisa dicari solusinya berdua, segera ajak dan dampingi ia ke dokter.
5. Berikan anak-anak pengertian
Jika salah satu pasangan mengalami depresi, tentunya akan berpengaruh pada rumah tangga. Jelaskan pada anak Anda apa yang terjadi dengan pasangan. Namun, ingat selalu untuk memberikan informasi sesuai usia mereka.
6. Bersabarlah dengan proses pengobatan
Mengobati depresi tidak semudah mengobati penyakit flu sebab depresi menyangkut psikologi manusia. Anda harus bersabar dalam proses pengobatan. Mungkin terapi tertentu akan berjalan pada orang lain, tapi tidak pada pasangan Anda. Oleh sebab itu, perlu dicari terapi lainnya. Trial dan error mungkin akan terjadi.
7. Memahami bahwa depresi biasanya merupakan penyakit episodik.
Depresi memang situasi yang kompleks. Namun, bukan berarti tak bisa diobati. Sadarilah bahwa pasangan akan melewati masalah ini. Jika Anda merasa berat menjalaninya, cobalah berkonsultasi dengan dokter mengenai cara menghadapi pasangan yang depresi atau berkeluh kesahlah dengan orang yang Anda percaya.
ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE
Terpopuler
Tujuh Tip Tinggal Damai dengan Orang Tua Manula
Turunkan Berat Badan dengan Akupunktur
Agar Cerpen Laku Jual