Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden terpilih Joko Widodo ikuti prosesi gladi bersih seremoni pisah sambut SBY dan Jokowi di Ruang Sidang Kabinet, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 19 Oktober 2014. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO,Jakarta - Joko Widodo diprediksi akan banyak mengalami perubahan setelah dilantik menjadi presiden ketujuh Indonesia. Tak hanya pemikiran dan semangat bekerjanya, urusan penampilan Jokowi pun pasti disorot publik. Selama ini, Jokowi kerap tampil dengan kemeja kotak-kotak ataupun kemeja putih yang digulung lengannya. Penampilannya sangat kasual. (Baca: Alasan Jokowi Pilih Kebaya Oranye Buat Iriana)
“Tapi sebaiknya tampilan itu perlu dibatasi saat dia sudah menjadi presiden,” ujar penulis dan pengamat mode Denny Gusri kepada Tempo, pekan lalu.
Denny mengatakan presiden adalah simbol negara. Karena itu, Jokowi selaku Presiden Indonesia penting untuk "didandani".
Perancang busana Era Soekamto dari Iwan Private Collection, penata gaya James Thornandes, dan ahli waris rumah batik Hardjonegoro Go Tik Swan, KRA Hardjosoewarno, buka suara ihwal dandanan yang cocok untuk Jokowi.
Sebagian besar dari mereka menolak menyebutkan merek pakaian yang cocok untuk mantan Gubernur Jakarta itu. “Jokowi punya kecenderungan menolak jika diberikan produk yang mahal,” kata Era.
Karakter sederhana Jokowi, kata James, justru menjadi poin penting yang harus dipertahankan. “Seperti apa pun pakaiannya, dia harus tetap terlihat merakyat,” katanya.
Adapun James menyarankan Jokowi agar meninjau ulang ukuran pakaiannya yang selama ini terlihat “bermasalah”.
Sedangkan Hardjonegoro membebaskan Jokowi menentukan pilihan sendiri ihwal pakaian, terutama batik, yang ingin dikenakan. (Baca: Gaya Batik Jokowi, Seperti Dongeng Itik Buruk Rupa). “Ini kan soal selera, tentu tidak bisa diatur-atur.”