Yenny: Jokowi Aman, Istana Sudah Dibersihkan Gus Dur
Editor
Hadriani Pudjiarti
Jumat, 24 Oktober 2014 06:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar bahwa Istana Negara adalah tempat yang menyeramkan bukan hanya isapan jempol. Hal ini diungkapkan oleh putri mendiang Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid. "Istana memang seram. Ada beberapa ruangan yang tidak nyaman," kata perempuan yang disapa Yenny Wahid ini, Kamis, 23 Oktober 2014. (Baca: Pesan Yenny Wahid ke Jokowi: Istana Banyak Hantunya)
Yenny melanjutkan, meski Istana seram, Presiden Joko Widodo tak perlu khawatir. "Semuanya sudah dibersihkan sejak zaman Gus Dur tinggal di sana," katanya sambil tertawa.
Gus Dur, kata Yenni, sempat beberapa kali digoda oleh mahluk halus. "Bapak sering, lagi duduk di kursi, eh, tiba-tiba kursinya bergoyang sendiri. Lalu Bapak mendehem, 'Wes, aku ngerti kowe ono, ojo ganggu aku ya (Sudah, saya tahu kamu ada, jangan ganggu saya, ya). Kamu di duniamu, saya di dunia saya sekarang'," ujar Yenny menirukan cerita bapaknya.
Karena itulah saat Gus Dur menjadi presiden keluarganya rutin menggelar pengajian di Istana. Namun, kata Yenny, pengajian tidak mengurangi keisengan makhluk dunia lain di sana. Suatu kali, Yenny bercerita, saat berlangsung pengajian, pohon beringin di halaman Istana mengeluarkan asap putih. Semua peserta pengajian pun ketakutan. "Tapi Bapak bilang, 'Enggak usah takut, mereka juga mau ikutan mengaji'," kata Yenny.
Wanita kelahiran Jombang, Jawa Timur, 29 Oktober 1974, ini mengatakan ia bersama kakak dan adiknya menempati kamar tidur di sayap kanan. Sedangkan kamar tidur bapak-ibunya berada di sayap kiri Istana.
"Beberapa teman adik saya yang pernah menginap di Istana juga pernah diganggu. Saat melintas malam-malam di ruangan tengah yang menghubungkan kamar kami dengan kamar Ibu-Bapak, sering ada makhluk seperti orang bertubuh besar berlari kencang," kata Yenny. (Baca: Peringatan Ultah Gus Dur, Yenny Wahid Undang Ahok)
Tak pelak lagi, teman-teman sang adik pun ketakutan. "Ada juga yang cerita ketika berada di kamar adik saya seperti ada yang meniup tengkuk. Syukurnya, teman-teman adik saya paham dan kelamaan jadi terbiasa, enggak takut lagi," kata Yenny.
Ibu tiga anak ini mengatakan Gus Dur sering mengajurkan keluarganya untuk menghargai pluralisme dan toleransi, bukan hanya terhadap sesama manusia, melainkan juga mahluk lain.
Yang membuat Yenny bersama kakak dan adik-adiknya berani tinggal di Istana adalah bapaknya yang sering mengingatkan supaya mereka bisa berdamai dengan makhluk dunia lain. "Caranya, ya, seperti Bapak. ajak ngobrol sapa dan anggap saja mereka mau kenalan atau beri kesempatan kalau mereka juga tinggal di sini," katanya. (Baca: Yenny Wahid Prihatin Tragedi Gaza)
HADRIANI P
Terpopuler
Orang Indonesia Lebih Doyan Olahraga Jempol
Koleksi Biyan Buka Bazaar Fashion Festival 2014
Didi Budiarjo Diminta Rancang Baju Istri Ahok
Pasar Indonesia dan IPMI Trend Show Resmi Dibuka
Cara Nigeria Melawan Ebola