Cacat Fisik, 3 Tokoh Ini Menginspirasi Indonesia
Editor
Hadriani Pudjiarti
Rabu, 3 Desember 2014 12:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Cacat bukan halangan dan kendala untuk mengejar prestasi dan meraih kesuksesan. Indonesia memiliki tiga tokoh yang kariernya bersinar gemilang meski terkendala cacat. Mereka adalah sebagai berikut:
1. KH Abdurrahman Wahid (Baca: Gus Dur Dihujat, Yenny Tak Ingin FPI Dibubarkan)
Pria yang biasa disapa Gus Dur ini merupakan Presiden Republik Indonesia keempat. Pada Januari 1998, Gus Dur diserang stroke dan berhasil diselamatkan oleh tim dokter. Namun, akibatnya, kondisi kesehatan dan penglihatannya memburuk. Selain karena stroke, kondisi matanya tersebut diduga juga disebabkan oleh faktor keturunan dari hubungan darah di antara orang tuanya. Meski terkendala dalam keterbatasan fisik dan kesehatan, Gus Dur tetap mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan bangsa walaupun harus duduk di kursi roda. Dan meninggalnya Gus Dur pada 30 Desember 2009 membuat bangsa ini kehilangan sesosok guru dan tokoh bangsa yang berani berbicara apa adanya atas nama keadilan dan kebenaran dalam kemajemukan hidup di nusantara. Kalimat yang mengispirasi dari Gus Dur adalah, “Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”
2. Handry Satriago (Baca: Jokowi Akan Baca 'Surat dari & untuk Pemimpin')
Ia merupakan CEO General Electric Indonesia. Pria kelahiran Pekan Baru, Riau, 13 Juni 1969, ini menderita lumpuh sejak menempuh pendidikan di bangku SMA. Dalam usia yang masih remaja, Handry harus menerima kenyataan untuk tidak dapat berjalan sebagai akibat dari penyakit kanker yang dideritanya. Meski harus menjalani aktivitas dengan bantuan kursi roda, hal itu tak menjadi penghalang baginya untuk maju dan berprestasi. Handry menamatkan SMA-nya di Labs School Rawamangun tahun 1988, kemudian melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK. Kuliah di IPB sukses dilaluinya dengan menggondol nilai mengesankan. Handry pun berhasil menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) pada 1996 dengan predikat cum laude. Tahun 2010, Handry berhasil menyandang gelar doktor dari Universitas Indonesia. Pada tahun itu juga, ia terpilih sebagai CEO General Electric Indonesia setelah berkarier selama 13 tahun di perusahaan tersebut. Karier dan prestasinya terus menanjak hingga ke level dunia.
Selama 15 tahun bekerja di GE, Handry menjalani berbagai tanggung jawab, antara lain di GE International sebagai business development manager di Indonesia dan Singapura, GE Lighting (general manager industrial lighting untuk Indonesia dan Brunei), GE Power Systems (regional black belt quality leader Asia), GE Energy (sales director untuk wilayah Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Kamboja), hingga kemudian meraih posisi puncak di perusahaan ini. Handry gemar membaca, mengoleksi lukisan tradisional Bali, dan melakukan perjalanan. Ia tercatat sebagai anggota dewan penasihat di beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan di corporate university salah satu BUMN. Selain itu, Handry juga merupakan salah seorang pendiri dan mantan champion dari GE Volunteer Indonesia Chapter. Di sini, ia berulangkali meraih penghargaan dari dalam dan luar negeri atas kontribusinya terhadap kegiatan kemasyarakatan. Handry juga menjadi anggota Komite Indonesia di US-ASEAN Business Council.
3. Angkie Yudistia (Baca: Angkie Yudistia Seperti Hellen Keller)
Perempuan cantik ini menjadi pendiri dan CEO Thisable Enterprise. Perusahaan yang didirikan bersama rekannya ini berfokus pada misi sosial, khususnya membantu orang yang memiliki keterbatasan fisik alias difabel. Angkie menyandang tunarungu sejak berusia 10 tahun. Dia mampu menyelesaikan pendidikannya di sekolah umum, dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Lalu, ia melanjutkan pendidikannya di jurusan periklanan di London School of Public Relations (LSPR), Jakarta, dan lulus dengan indeks prestasi komulatif 3,5. Di kampus yang sama, Angkie meraih gelar master setelah lulus dari bidang komunikasi pemasaran lewat program akselerasi. Sejak kuliah, Angkie aktif mengikuti berbagai kegiatan. Tahun 2008, Angkie pernah menjadi finalis Abang-None Jakarta mewakili Jakarta Barat. Pada tahun yang sama, ia menyandang The Most Fearless Female Cosmopolitan dan Miss Congeniality dari Natur-e. Dalam kariernya sebagai CEO, Angkie kini aktif dan rajin diundang mengikuti berbagai acara dan seminar seputar difabel, baik di tingkat nasional maupun internasional.
HADRIANI P.
Terpopuler
Tangis Haru Victoria Beckham di BFA 2014
Budokon, Yoga Kombinasi Beladiri
Tuberkulosis Tak Sembuh, Bisa Jadi AIDS
Tangis Haru Victoria Beckham di BFA 2014
Tak Semua Penderita Kanker Bisa Diterapi Target