Cara Bersalin dengan Nyaman, Gentle Birth

Reporter

Editor

Isma Savitri

Senin, 12 Januari 2015 22:30 WIB

Ilustrasi berenang ketika hamil. Swim-teach.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Dyah Pratitasari, persalinan tidak harus selalu bersinggungan dengan kesakitan. Dia menceritakan persiapannya menjelang kelahiran putra keduanya, tiga tahun silam. "Tidak panik sama sekali saat kontraksi," katanya, dua pekan lalu.

Saat kontraksi, perempuan 33 tahun itu menyiapkan kamar di rumahnya, berzikir, menyetel musik relaksasi, serta menyalakan lilin aromaterapi. Rampung berdoa, Prita--panggilannya--memejamkan mata sembari mengelus perutnya. Ini merupakan bagian wajib dari proses gentle birth. "Saya bilang ke janin saya, 'Mama sudah siap. Kalau kamu juga sudah siap, kasih mama tanda, ya'," katanya.

Prita memilih persalinan gentle birth sejak menyaksikan Birth Into Being, film bikinan Elena Tonetti-Vladimirova dari Rusia. Dia lalu kasak-kusuk untuk menggali informasi lebih jauh soal persalinan alami tersebut. Dalam pencariannya, Prita bertemu Yessie Aprilia, bidan dari Klaten, Jawa Tengah. Pemilik klinik Bidan Kita ini pula yang ujung-ujungnya menggawangi gentle birth Prita. "Gentle birth bukanlah metode, tapi filosofi," kata Yessie yang praktek bidan sejak 1998 itu.

Di dalamnya, ada rangkaian persiapan persalinan yang berpusat pada ibu dan bayi sebagai aktor utama. Dokter, bidan, maupun tenaga medis lainnya diposisikan sebagai pemeran pembantu. Selama ini, Yessie melanjutkan, perempuan yang melahirkan ditempatkan sebagai orang sakit. "Padahal mereka adalah orang sehat yang akan menjalani proses luar biasa dalam hidupnya, mengantarkan makhluk hidup ke dunia."

Lantaran dianggap pesakitan, melahirkan dilabeli proses yang menyakitkan. Dengan gentle birth, diharapkan dapat menghapus stigma tersebut lewat intervensi yang minimal. "Sehingga, sesuai namanya, persalinan terjadi dengan gentle atau nyaman," ujar Yessie. (Baca: Satu dari Lima Ibu Hamil di Inggris Alami Depresi)

Karena sudah terpatri rasa nyaman tersebut, maka ibu dan anak tidak akan trauma. Baik trauma untuk ibu maupun bayi. Namun proses ini tidak bertujuan mengganti tindakan medis, termasuk operasi caesar. "Bagi ibu yang perlu pengobatan, ya, tetap dilanjutkan," katanya. (Baca juga: Ibu Positif HIV Melahirkan Lewat Caesar)

DIANING SARI | ISMA SAVITRI

Terpopuler:
Kreasi Origami Ala Felicia Budi
Alberthiene Bangga Film Mimpi Sejuta Dolar Sukses
Gaya Berani Lupita Nyong'o di Golden Globes 2015
Gaya Karpet Merah Para Bintang Golden Globes 2015
Tren Kuliner 2015

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

24 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya