TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Dyah Pratitasari, persalinan tidak harus selalu bersinggungan dengan kesakitan. Dia menceritakan persiapannya menjelang kelahiran putra keduanya, tiga tahun silam. "Tidak panik sama sekali saat kontraksi," katanya, dua pekan lalu.
Saat kontraksi, perempuan 33 tahun itu menyiapkan kamar di rumahnya, berzikir, menyetel musik relaksasi, serta menyalakan lilin aromaterapi. Rampung berdoa, Prita--panggilannya--memejamkan mata sembari mengelus perutnya. Ini merupakan bagian wajib dari proses gentle birth. "Saya bilang ke janin saya, 'Mama sudah siap. Kalau kamu juga sudah siap, kasih mama tanda, ya'," katanya.
Prita memilih persalinan gentle birth sejak menyaksikan Birth Into Being, film bikinan Elena Tonetti-Vladimirova dari Rusia. Dia lalu kasak-kusuk untuk menggali informasi lebih jauh soal persalinan alami tersebut. Dalam pencariannya, Prita bertemu Yessie Aprilia, bidan dari Klaten, Jawa Tengah. Pemilik klinik Bidan Kita ini pula yang ujung-ujungnya menggawangi gentle birth Prita. "Gentle birth bukanlah metode, tapi filosofi," kata Yessie yang praktek bidan sejak 1998 itu.
Di dalamnya, ada rangkaian persiapan persalinan yang berpusat pada ibu dan bayi sebagai aktor utama. Dokter, bidan, maupun tenaga medis lainnya diposisikan sebagai pemeran pembantu. Selama ini, Yessie melanjutkan, perempuan yang melahirkan ditempatkan sebagai orang sakit. "Padahal mereka adalah orang sehat yang akan menjalani proses luar biasa dalam hidupnya, mengantarkan makhluk hidup ke dunia."
Lantaran dianggap pesakitan, melahirkan dilabeli proses yang menyakitkan. Dengan gentle birth, diharapkan dapat menghapus stigma tersebut lewat intervensi yang minimal. "Sehingga, sesuai namanya, persalinan terjadi dengan gentle atau nyaman," ujar Yessie. (Baca: Satu dari Lima Ibu Hamil di Inggris Alami Depresi)
Karena sudah terpatri rasa nyaman tersebut, maka ibu dan anak tidak akan trauma. Baik trauma untuk ibu maupun bayi. Namun proses ini tidak bertujuan mengganti tindakan medis, termasuk operasi caesar. "Bagi ibu yang perlu pengobatan, ya, tetap dilanjutkan," katanya. (Baca juga: Ibu Positif HIV Melahirkan Lewat Caesar)
DIANING SARI | ISMA SAVITRI
Terpopuler:
Kreasi Origami Ala Felicia Budi
Alberthiene Bangga Film Mimpi Sejuta Dolar Sukses
Gaya Berani Lupita Nyong'o di Golden Globes 2015
Gaya Karpet Merah Para Bintang Golden Globes 2015
Tren Kuliner 2015
Berita terkait
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem
1 hari lalu
Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.
Baca SelengkapnyaRutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?
6 hari lalu
Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot
Baca SelengkapnyaJokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
12 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
14 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
15 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
22 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
23 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
23 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
24 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
24 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca Selengkapnya