Jurus Penangkal Kanker: Teh Hijau Dosis Tinggi

Reporter

Editor

Heru Triyono

Jumat, 16 Januari 2015 05:31 WIB

Teh hijau bubuk dari Jepang dimanfaatkan oleh Markus Hinterberger sebagai variasi khusus teh hijau dari 'Weisswurst,' untuk dijadikan sosis bavarian, di desa Bavarian Oberholzhausen, Altoetting, Jerman (27/5). REUTERS/Michaela Rehle

TEMPO.CO, Jakarta -Andriani Primardiana divonis menderita kanker paru stadium metastatis pada 2007 lalu. Pada stadium ini, sel-sel kanker telah menjalar ke jaringan atau organ tubuh di sekitar paru-parunya itu. Lebih dari tujuh tahun lalu, Andriani sudah harus memaklumi bahwa harapan untuk mengobatinya telah pupus.

“Sudah enggak bisa diapa-apakan. Saya juga alergi kemoterapi. Jadi, suami saya tidak memperbolehkan saya menjalaninya,” kata perempuan yang kini berusia 48 tahun itu ketika ditemui Tempo dua pekan lalu.

Suami Andriani, Profesor Djoko Purwanto, saat itu berada di Jepang untuk penelitian tentang teh hijau untuk mencegah dan mengobati kanker. Ahli dari Universitas Airlangga Surabaya yang dijuluki “Profesor Teh” ini menjadikan istrinya sebagai obyek penelitian pribadi.

Sebagai pengobatan, Djoko mewajibkan istrinya meminum seduhan teh hijau tiga kali dalam sehari. Dosisnya adalah satu sendok teh hijau diseduh ke dalam 200 cc air putih. Tak hanya itu, Andriani diminta mengkonsumsi kapsul berisi ekstrak teh hijau hasil penelitiannya.

Ekstrak dalam dosis tinggi itu sengaja diberikan dengan pertimbangan sel-sel kanker dalam tubuh Andriani telah menjalar. “Saya diberi dosis kelipatan dari tikus uji coba penelitian suami saya,” kata Andriani.

Mengkonsumsi teh hijau dengan dosis tinggi secara teratur ternyata membuahkan hasil. Perlahan-lahan, sel kanker Andriani mengempis. Kini Andriani bahkan dinyatakan telah terbebas dari sel-sel kanker jahat di tubuhnya. Saat pemeriksaan rutin pada Oktober lalu, dalam tes carcinoembryonic antigen, sel-selnya dinyatakan telah normal.

“Teh itu memiliki komponen aktif bernama Epigallocatechin gallate (EGCG) yang bersifat antioksidan, bisa menyembuhkan kanker,” Djoko menerangkan, Rabu pekan lalu. EGCG terbukti secara ilmiah memiliki kemampuan aktif memerangi penyakit. Pada teh hijau, sifat antioksidan bahkan 100 kali lebih tinggi dibanding vitamin C, atau 25 kali lipat daripada vitamin E.

Khasiat yang terbukti pada tubuh istrinya sendiri membuat Djoko dan rekan-rekannya di Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga berupaya membuat ekstrak teh hijau dalam bentuk obat tradisional. Bedanya dengan teh hijau di pasar, teh itu memiliki kandungan EGCG yang lebih diperkaya lagi. “Nanti produk khusus teh hijau ini berupa serbuk untuk diminum dan dilarutkan seperti teh,” ujar dia.

ARTIKA RACHMI FARMITA | NUR ROCHMI | DAILY MAIL


Berita lainnya:



Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

16 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya