Menangkal Kanker dengan Sayur

Reporter

Sabtu, 7 Maret 2015 04:06 WIB

Tomat dan Brokoli pencegah kanker prostat

TEMPO.CO, Makassar -Sayur bukan hanya tambang vitamin dan mineral. Konsumsi sayuran juga bisa menambah cadangan antioksidan untuk memerangi kanker dalam tubuh. Dokter ahli gizi klinik di Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo, Profesor Nurpudji Astuti, mengungkapkan hal itu dalam “Seminar Awam Hari Kanker Sedunia”, di RS Wahidin, awal Februari lalu.

“Selama ini, jika kita makan biasanya ada nasi dan ikan, tapi sayur sering diabaikan,” kata dia. Padahal, Pudji menambahkan, di kota besar seperti Jakarta dan Makassar tingkat penderita kanker meningkat karena gaya hidup, yakni semakin kerap mengkonsumsi junk food atau makanan instan.

Masyarakat kota, dia mengatakan, juga lebih banyak mengunjungi mal dan terpapar lebih banyak polusi akibat kemacetan lalu lintas. “Junk food itu tinggi lemak dan tinggi garam. Radikal bebas ada yang berasal dari makanan berlemak tinggi,” kata Pudji.

Pudji menjelaskan, kanker adalah penyakit kronis yang tidak muncul secara tiba-tiba. Bedasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional (UICC), 43 persen kanker dapat dicegah dan 30 persen lainnya dapat dikontrol atau bisa ditangani secara dini.

Memperbaiki pola makan adalah satu cara untuk mengatasi dan mencegah kanker. Sarapan, misalnya, adalah titik tolak yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh setiap harinya, terlebih jika ditambah buah dan sayur. “Usahakan sarapan setiap hari sesibuk apa pun kita. Sebab, dari sarapan kita mempunyai cadangan glikogen yang membantu kita berpikir,” kata dia.
<!--more-->
Pudji menyarankan glukosa dari karbohidrat sebagai pilihan untuk menghasilkan energi. Sumbernya bisa berupa roti atau pisang goreng. Pudji menganjurkan pula agar tak menyantap nasi terlalu banyak. Cara mengatasi lapar adalah dengan makan buah dan sayur terlebih dulu, sebelum makan berat.

Sekalipun dikurangi, nasi tetap penting. Pudji mengungkap pilihannya terhadap nasi yang ditumbuk karena menghasilkan vitamin B lebih banyak. Lalu saat makan siang, dianjurkan ada karbohidrat, sayur, dan buah. “Sebaiknya, kurangi goreng-gorengan.”

Pudji juga menyarankan agar mengkonsumsi buah secara langsung. Ini karena kandungan seratnya lebih banyak daripada ketika buah telah menjadi segelas jus. Pepaya adalah buah paling favorit untuk sang profesor. Adapun durian berada di urutan terbawah alias tidak mendapat rekomendasinya.

Selain mengkonsumsi makanan kaya serat seperti sayur dan buah, Pudji mengingatkan agar mengkonsumsi makanan yang rendah lemak. Caranya, mengurangi daging merah dan daging olahan. Ini bisa digantikan dengan ikan atau unggas. “Dengan cara ini, bisa mencegah kanker saluran cerna dan kanker payudara,” dia menjelaskan.

Pencegahan kanker payudara, saluran cerna, dan kepala/leher, juga dapat dilakukan dengan menghindari alkohol dan menghindari makanan awetan (baik zat kimia, pengasinan, dan pengasapan). Olahraga yang cukup juga akan sangat membantu. “Tiga puluh menit, sebanyak lima kali dalam seminggu, bisa mencegah kanker payudara, kanker saluran cerna, pankreas, prostat, dan ginjal,” kata dia. Dengan menjalani serangkaian gaya hidup ini, bonus yang didapatkan adalah menurunkan risiko diabetes serta terhindar dari stroke dan penyakit jantung koroner.

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

13 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

18 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya