Kanker Serviks dan HIV Bisa Dideteksi Sejak Dini

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Minggu, 26 April 2015 15:49 WIB

Seorang kerabat berada didapur untuk merawat temannya yang menderita kanker dan tinggal di hotel dekat rumah sakit kanker di Beijing, Cina, 16 Maret 2015. Pasien yang tinggal di hotel ini setidaknya harus mengeluarkan uang 7 US dollar atau sekitar Rp. 84.000 perharinya. AP/Ng Han Guan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks sedini mungkin dapat membantu mencegah munculnya penyakit tersebut.

"Deteksi dini, pra-kanker tersebut bisa sembuh total," kata Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Andi Darma Putra saat seminar di Women's Health Expo 2015 di Jakarta, Minggu, 26 April 2015.

Deteksi kanker serviks melalui papsmear atau Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dini bermaksud agar apabila ditemukan masa pra-kanker, pasien dapat diobati sesegera mungkin, sehingga penyakit tidak menjadi kanker dan menyebar.

Dr. Laila Nuranna, SpOG (K) menyayangkan kecenderungan perempuan memeriksakan diri bila sudah mengalami gejala kanker serviks, misalnya pendarahan pada vagina.

Masih ada perempuan yang enggan memeriksakan diri karena pemeriksaan membuat tidak nyaman dan takut bila benar-benar terkena penyakit tersebut.

"Itu untuk melindungi kehidupan perempuan," kata Laila saat ditemui di acara yang sama.

Pemeriksaan serviks sebaiknya dilakukan setiap tiga hingga lima tahun sekali.

Selain deteksi sedini mungkin, kanker serviks juga dapat dicegah dengan pemberian vaksin.

"Vaksin juga termasuk pencegahan primer," kata Laila.

Dalam kurun waktu setahun, perempuan divaksin sebanyak tiga kali dan setelah itu tidak perlu diberikan vaksin lagi.

"Setelah vaksin tetap perlu pemindaian untuk virus risiko tinggi," kata Laila.

Gejala penyakit kanker serviks cenderung tidak diketahui sehingga perlu dilakukan pemeriksaan. Laila menegaskan bahwa semua perempuan berisiko.

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV), yang juga dapat menyebabkan penyakit kutil kelamin.

Perjalanan virus penyebab kanker serviks tergolong lambat, dapat memakan waktu enam hingga 17 tahun.

Andi menjelaskan 85 persen HPV masuk ke leher rahim disebabkan oleh kontak seksual, sisanya oleh kontak non-seksual.

"HPV hidup di permukaan kulit, bisa kulit kelamin atau kulit tangan," kata Andi. Virus tersebut mati bila misalnya tersapu air, 85 persen hilang dengan sendirinya. Faktor risiko meningkat ketika virus terdorong ke leher rahim dan kekebalan tubuh meningkat. "Misalnya karena merokok," kata Andi. Seseorang dapat terinfeksi HPV dari orang lain meski orang tersebut tidak menderita penyakit.

ANTARA

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

21 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

11 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

11 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

16 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

17 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya