Rokok Hambat Pikun? Simak Kata Ahli

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 14 Januari 2018 11:15 WIB

Demensia pada manula.

TEMPO.CO, Jakarta - Pikun tidak dapat dihindari dengan terus bertambahnya usia. Ketua Divisi Neurobehavior Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Diatri Nari Lastri, menjelaskan ada dua penyebab pikun.

Pertama, penyakit infeksi seperti tumor otak. Pikun akibat infeksi dapat disembuhkan. Kedua, penyakit degeneratif seperti hipertensi dan kencing manis yang memicu kerusakan sel otak. Pikun jenis ini disebut demensia Alzheimer. Demensia Alzheimer biasanya terjadi di usia 65 tahun ke atas.

Pengidap demensia Alzheimer biasanya lupa hal-hal baru meski telah berkali-kali dipelajari. Namun mereka tidak merasa lupa. Baca: Kanker Paru Bisa Dideteksi dengan Hembusan Napas, Begini Caranya

“Contohnya, ibu Anda menanyakan hal yang sama berkali-kali dalam hitungan menit. Saat itu terjadi, Anda harus waspada. Rekomendasikan ibu untuk menjalani pemeriksaan fisik, neurologi, dan neuropsikologi termasuk Mini-Mental State Examination untuk mengetahui kemampuan kognitifnya masih baik atau memburuk,” beber Diatri di Jakarta, pekan lalu.

Ia mengingatkan, sampai sekarang belum ada obat untuk menghentikan kerusakan sel-sel otak manusia. Banyak penelitian dibuat tapi belum membawa manfaat dari aspek klinis.

Advertising
Advertising

Makanan untuk membersihkan plak-plak di otak pun belum ditemukan. Sejumlah riset menyebut konsumsi kunyit dan diet Mediterania (konsumsi makanan berbasis kacang-kacangan dan biji-bijian) diyakini bisa menghambat kerusakan sel otak. Lagi-lagi, itu masih butuh pembuktian. Baca: Pemakaman, Biayanya Bisa Sampai 8 Triliun, Simak 8 Contoh Ini

“Kepikunan dapat dihambat dengan menerapkan pola hidup sehat. Mumpung masih muda, cek kesehatan tiap 6 bulan meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula, kolesterol, dan kondisi jantung. Imbangi pengecekan berkala itu dengan olahraga rutin, hindari rokok dan alkohol serta melatih pikiran. Otak itu seperti pisau. Makin sering diasah, makin tajam,” Diatri mengimbau.

Dokter kelahiran 17 Juni 1963 itu membantah asumsi yang menyebut merokok mencegah kepikunan. Di sel saraf otak manusia memang ada reseptor nikotinik yang bertugas menangkap zat-zat nikotin dari rokok sehingga sel-sel otak bekerja lebih giat. Tidak heran, ada orang-orang yang habis merokok merasa pikirannya lebih jernih dan menemukan ide-ide baru.

“Namun dampak buruknya, rokok memicu gangguan vaskular. Ia menghambat kinerja pembuluh darah ke otak sehingga memperbesar risiko strok. Sementara alkohol memicu defisiensi vitamin B1 dalam tubuh. Padahal, vitamin B1 berfungsi memaksimalkan kinerja saraf,” tutup dia.

TABLOID BINTANG

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

14 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

24 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya