10 Faktor Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Obesitas

Senin, 29 Januari 2018 17:20 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara saat ini masih menjadi salah satu faktor kematian tertinggi yang dialami wanita. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) risiko penderita kanker payudara akan meningkat hingga 7 kali pada tahun 2030. Di Indonesia khususnya, pemahaman masyarakat umum mengenai kanker payudara masih sangat rendah.

Hal ini dipaparkan Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkolgi, M. Yadi Permana. "Faktanya, 70 persen pasien kanker payudara yang datang untuk berobat sudah berada pada stadium lanjut," katanya pada acara Serba Serbi Kanker Payudara di Jakarta Selatan pada Senin, 29 Januari 2018. Baca: Mengapa Masih Ada Kematian Balita karena Campak?

Ada beberapa faktor risiko kanker payudara yang dijelaskan Yadi dan harus menjadi perhatian masyarakat. Faktor risiko adalah apa yang membuat seseorang lebih mungkin akan mendapatkan penyakit tertentu.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara meliputi:

1. Riwayat keluarga dari garis ibu menderita kanker payudara
Jika Anda memiliki seorang ibu dengan riwayat penyakit kanker payudara, risiko Anda terkena kanker payudara akan lebih besar. Namun, tidak semua orang yang didiagnosis dengan kanker payudara tidak memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga.

Advertising
Advertising

2. Mewarisi gen yang meningkatkan risiko kanker
Mutasi gen tertentu yang meningkatkan risiko kanker payudara dapat diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Mutasi gen yang paling umum disebut sebagai BRCA1 dan BRCA2. Gen ini dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker lainnya. Umur 50 tahun ke atas adalah umur yang memiliki kemungkinan dapat terkena kanker payudara sebesar 50 persen. Baca: 70 Persen Pengacara Indonesia Hidup Pas-Pasan, Apa Masalahnya?

3. Riwayat radiasi untuk pengobatan di daerah dada
Yang dimaksud paparan radiasi disini bukanlah CT Scan, Rontgen atau USG. Tapi, jika saat kecil atau remaja Anda pernah menerima perawatan radiasi (radioterapi) di daerah dada, Anda lebih mungkin berisiko terkena kanker payudara di kemudian hari.

Sorang pasien diperiksa payudarahnya menggynakan alat ultrasound saat pemeriksaan kanker di Paoli-Calmette institute, 9 Oktober 2017. Mammogram dianjurkan untuk wanita muda yang memiliki gejala kanker payudara. AFP PHOTO / ANNE-CHRISTINE POUJOULAT

4. Riwayat penyakit kanker sebelumnya
Bagi Anda yang pernah mengidap penyakit kanker dan mendapatkan perawatan, baik itu kanker payudara atau jenis lain, memiliki risiko terkena penyakit kanker payudara. Dan faktor risiko ini adalah faktor risiko yang tidak bisa dirubah.

5. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko kanker payudara karena jaringan lemak memproduksi hormon estrogen. Memiliki kadar lemak yang tinggi akan memicu risiko yang dapat membantu pertumbuhan kanker.

6. Usia menstruasi pertama kali sangat muda
Jika waktu pertama kali menstruasi masih di bawah umur 10 tahun, hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Baca: Hotman Paris Ingin Beri 100 Unit Properti ke Setiap Anaknya

7. Mulai menopause pada usia yang lebih tua
Jika Anda menopause setelah usia 55 tahun, Anda lebih mungkin untuk mengembangkan kanker payudara.

8. Memiliki anak pertama pada usia yang lebih tua
Wanita yang melahirkan anak pertama mereka setelah usia 35 tahun, kemungkinan memiliki risiko kanker payudara akan meningkat.

9. Menggunakan terapi hormonal setelah menopause
Wanita yang mengkonsumsi obat terapi hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron untuk mengobati tanda-tanda dan gejala menopause (seperti untuk menghindari osteoporosis) memiliki peningkatan pada risiko kanker payudara. Baca: Sejak Usia 6 Tahun Boy William Ingin Jadi Pilot, tapi...

10. Menggunakan alat kontrasepsi hormonal
Mengkonsumsi alat kontrasepsi hormonal, seperti pil, suntik atau implan secara rutin selama lebih dari 8 tahun akan meningkatkan risiko terkena kanker payudara.

Yadi melanjutkan, tidak ada pencegahan khusus yang bisa dilakukan pada kanker payudara, “Misalnya, tindak pencegahan melalui vaksin seperti pada kanker serviks, tidak ada. Yang bisa dilakukan adalah ubah pola hidup yang termasuk faktor risiko kanker payudara yang dapat diubah. Seperti hindari penggunaan kontrasepsi hormonal, obesitas, atau konsumsi alkohol,” kata Yadi.



Berita terkait

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya