Anak Korban Pelecehan Seksual? Jangan Jauhkan dari Sosial

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 30 Januari 2018 08:30 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual. Therailmedia.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pelecehan seksual tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Amerika Serikat dan seluruh belahan dunia. Korbannya tidak hanya orang dewasa, namun juga anak-anak.

Psikolog anak dan keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Depok, Anna Surti Ariani, mengatakan agar masyarakat perlu lebih peka terhadap potensi tindak kekerasan seksual terhadap anak dan tidak lakukan persekusi korban. “Orang tua dan sekolah harus peka dan lebih berempati jika terjadi kasus tersebut di lingkungan mereka. Untuk tindakan pertama, orang tua bisa mengajak korban untuk menjalani terapi pascatrauma,” katanya.

Psikolog Mira D. Amir dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI) menambahkan hal pertama yang harus dilakukan saat terjadi tindak pelecehan seksual pada anak adalah memprioritaskan keamanan korban. Baca: Hotman Paris Ingin Beri 100 Unit Properti ke Setiap Anaknya

Pastikan anak dicek secara lengkap kondisi fisik dan psikologisnya. Periksalah seberapa jauh dampak dari kejadian tersebut terhadap korban. Apakah ada luka fisik, apakah terjadi shok, apakah dia mengalami persekusi dari lingkungannya, dan sebagainya.

“Bila perlu lakukan visum. Baru setelah itu, lakukan penanganan terhadap korban melalui bantuan psikolog. Satu hal lagi, jangan sembarangan mengumbar cerita, khususnya kepada orang-orang yang tidak berkaitan langsung atau memahami situasinya. Jangan sampai lantas si korban dipandang aneh atau malah di-bully oleh orang yang tidak memiliki empati,” kata Mira. Baca: 70 Persen Pengacara Indonesia Hidup Pas-Pasan, Apa Masalahnya?

Hal lain yang harus diperhatikan adalah jangan memproteksi korban dengan cara menjauhkan dia dari lingkungan sosialnya. Kebanyakan orang tua yang anaknya menjadi korban kekerasan seksual memilih untuk bersikap terlalu protektif dengan mengurung, memingit, atau membatasi anak dari kebutuhan bersosialisasi. Baca: 10 Faktor Tingkatkan Risiko Kanker Payudara, Obesitas

Advertising
Advertising

“Itu akan merugikan anak. Untuk kasus seperti itu, tidak perlu semua orang harus tahu. Lebih baik mencari bantuan ke profesional. Keluarga harus benar-benar menjaga anak dengan tetap memperhatikan kebutuhan sosialnya," kata Mira.

Berita terkait

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

1 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

7 hari lalu

Bocah 15 Tahun jadi Korban Persetubuhan Sang Kekasih, Ibunya Lapor Polisi

DP seorang anak wanita berusia 15 tahun menjadi korban dugaan persetubuhan anak di bawah umur. Pelaku diduga pemilik sebuah BAR.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

7 hari lalu

Saksi Ungkap Sering Bayari Biaya Ulang Tahun Cucu Syahrul Yasin Limpo Pakai Uang Kementan

Menjawab itu, Isnar mengatakan putra Syahrul Yasin Limpo, Redindo juga pernah meminta uang kepadanya.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

7 hari lalu

Pentingnya Ibu Pahami Jenis Bahasa Kasih Sayang pada Anak dan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa kasih sayang agar bisa disampaikan kepada keluarga dan anak.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

7 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

7 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya