Pengusaha Cina Sukses Terapkan Filosofi Bambu dan Sun Tzu, Tahu?

Reporter

Dini Pramita

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 25 Februari 2018 19:45 WIB

Ilustrasi bendera Cina. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Para pengusaha Cina banyak yang menerapkan filosofi bambu. Prinsipnya adalah mengambil keuntungan sedikit demi sedikit sampai menguasai pasar. Mereka menekan biaya sehingga bisa menghasilkan produk yang memiliki kualitas setara dengan negara pesaing, tapi dengan harga lebih murah. "Kini mereka sedang memperbesar kemampuan manufakturnya," kata Corporate Culture Expert of ACT Consulting, Rinaldi Agusyana.

Para saudagar Tiongkok juga menganggap bisnis sebagai medan perang. Mereka sangat bangga mewarisi dan menjalankan nilai-nilai seni Sun Tzu dan filosofi hidup pohon bambu. Baca: Mau Sukses jadi Pengusaha? Ikuti Langkah Para Saudagar Cina Ini

Rinaldi mengatakan seni Sun Tzu membuat para saudagar itu cepat beradaptasi dengan lingkungan. Dengan demikian, mereka unggul dalam menanggapi perubahan. "Seni ini bicara tentang menjalin relasi, di mana hubungan manusia lebih diutamakan daripada perhitungan bisnis," katanya.

Dengan menerapkan seni ini, bisnis menjadi lebih manusiawi. Filosofi ini pula yang menyebabkan para saudagar Cina memiliki banyak pelanggan dan hubungan yang erat. Seni ini, kata Rinaldi, mendorong pengusaha menjalankan strategi yang menguntungkan banyak orang. Mereka memilih mengambil keuntungan sedikit tapi dengan jumlah transaksi yang besar.

Rinaldi menuturkan, para profesional Indonesia bisa meniru etos kerja para taipan Tiongkok. "Masyarakat kita memiliki kecerdasan, ketelitian, dan budaya yang baik," kata dia. Rinaldi mencontohkan teknik berdiplomasi orang Indonesia yang disegani bangsa lain. Hanya, kualitas ini jarang disadari dan dimaksimalkan potensinya. Baca: Bayi pada Fase Merangkak, Apa Saja yang Dipelajarinya?

Ia menyebutkan keunggulan tersebut harus dikelola untuk meningkatkan karier. "Di kantor, setiap karyawan harus bekerja dengan tulus dan berkolaborasi untuk keuntungan dan keunggulan bersama. Rekan kerja adalah mitra strategis yang berharga," kata dia. Prinsip harmonisasi dalam berhubungan dengan semua orang termasuk dalam prinsip saudagar Cina.

Hal lain yang dapat disontek dari pengusaha Cina adalah kemampuan menyusun strategi bisnis, menguasai teknologi terbaru, serta mengenali kelemahan diri sendiri dan pesaing. Dia mengatakan seorang profesional kerap gagal mengetahui kelemahan dan kekuatan diri sendiri. Padahal ini adalah kunci untuk mengembangkan potensi diri.

Advertising
Advertising

Berikutnya, para pebisnis Cina unggul lantaran mengutamakan kecepatan dan menampilkan diri secara sederhana, menutupi kelebihan untuk membuat lawan lengah, dan melakukan penetrasi pasar tanpa banyak disadari khalayak. "Seperti bisnis telepon seluler merek Cina yang makin disukai pasar, dengan fitur-fitur yang selalu baru, tanpa membuat rilis," kata dia.

Rinaldi mengimbuhkan, syarat utama menerapkan filosofi para saudagar Cina adalah mengenal diri sendiri. Lalu bersedia memberi manfaat terlebih dulu sebelum memetik keuntungan. "Ini adalah filosofi pohon bambu, yang selama lima tahun tidak terlihat tumbuh, tapi kemudian menjulang tinggi dengan cepat," kata dia.

Jack Ma, Executive Chairman Alibaba Group dan pendiri Jack Ma Foundation. (Alibaba Group)

Dia mengingatkan profesional agar menahan beratnya tantangan guna membangun diri di awal karier. Tantangan itu antara lain membangun harmoni dengan banyak pihak dan mempelajari banyak hal untuk menjadi pemenang dalam persaingan karier. Tentu saja, persaingan karier harus dilakukan dengan jujur.

Satu lagi filosofi bisnis saudagar Cina yang dalam pandangan Rinaldi layak ditiru adalah menciptakan kestabilan usaha jangka panjang. Karena itu, dia menyarankan profesional tidak hanya mencari pengakuan jangka pendek. "Beri perbaikan, perbuatan baik, dan kualitas terunggul sebagai pengalaman jangka panjang," katanya. Baca: Lindsay Lohan Pakai Hijab, 5 Tokoh Ini Juga Pernah Kenakan Hijab

Rinaldi berujar, seni Sun Tzu tidak mengajari seseorang untuk memenangi laga dengan peperangan. Dalam ajaran Sun Tzu, orang yang unggul adalah yang memenangi 100 perang, tapi orang terhebat adalah orang yang menguasai pasar tanpa perang sehingga tak perlu ada prajurit yang terluka atau menderita.

KORAN TEMPO

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

10 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

12 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

14 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

17 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

1 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

3 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya