Terbitkan Buku Lewat Jalur Indie? Simak Untung Ruginya

Senin, 26 Februari 2018 12:47 WIB

Buku Pita Garuda dan Asmaradahana, Foto Koleksi Dian Andryanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pencapaian tertinggi dari seorang penulis mungkin adalah terbitnya buku, sebagai karya penulis sehingga dapat dibaca masyarakat luas. Terkadang banyak sekali kendala seorang penulis menerbitkan buku melalui perusahaan penerbitan besar. Akhirnya, beberapa penulis pun menelurkan karyanya melalui jalur mandiri atau lebih dikenal dengan istilah penerbitan indie. Pilihan penerbitan lewat jalur mandiri ini diambil oleh penulis S. Dian Andryanto.

Dian membagikan kisahnya dalam menerbitkan buku lewat jalur indie mulai dari buku pertama hingga buku keenam dan ketujuhnya. “Awalnya sempat mengajukan ke penerbitan besar. Sudah diproses juga, tapi aturan-aturan yang diberikan dari pihak penerbit kurang saya terima,” katanya ditemui saat acara “Buka Buka Buku” pada 25 Februari 2018 di Publichood Coffeshop, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Baca: Ketakutan Cermin Kepribadian, Anda Takut Apa? Cek di Sini

Dian menceritakan bahwa ada target penjualan terhadap buku yang diterbitkan pada penerbitan besar. Saat mencapai target tersebut, penulis baru akan mendapatkan royalty hasil penjualan buku tersebut. Untuk masalah desain cover, Dian melanjutkan, juga diatur oleh pihak penerbit, “Jadinya nggak sreg(cocok) kalau ternyata desain untuk cover nggak sesuai bayangan saya.”

Maka, pada tahun 2013 saat Dian memutuskan untuk menyatukan tulisan-tulisannya ke dalam bentuk buku, ia memilih jalur mandiri. Ada beberapa kelebihan yang ia dapat dengan menerbitkan bukunya melalui penerbitan indie, “Yang pertama tentunya pemberian kreasi penuh terhadap produk bukunya, mulai ilustrasi cover, desain buku, dan lainnya juga.” Baca: Sridevi Meninggal karena Jantung, Intip Cara Pertolongan Pertama

Penerbitan melalui jalur indie menurut Dian lebih jelas segmen pasarnya. Terlebih, umumnya penulis-penulis dengan jalur indie sudah memiliki komunitas sendiri yang mengikuti karya dari penulis, “Rata- rata buku #sayabelajarhidup sampai 7 buku ini telah dicetak 500-1.000 eksemplar per buku dan dengan waktu sekitar 6 bulan telah habis terjual,” ungkap sosok yang juga sudah 12 tahun bekerja di Tempo Inti Media ini.

Untuk masalah promosi dan acara yang berhubungan dengan buku juga dilakukan sendiri, menyesuaikan keterbatasan budget dan jaringan yang dimiliki, Dian melanjutkan.

Advertising
Advertising

Namun, memang ada juga beberapa kekurangan jika memilih menerbitkan buku dengan jalur indie. Salah satunya adalah memerlukan biaya lebih awal untuk pra produksi, “Untuk setiap buku yang saya terbitkan itu, satu buku bisa habis kisaran Rp 20-25 juta,” dan Dian menjelaskan bantuan biaya bisa didapatkan dengan mengajukan proposal ke perusahaan atau perorangan dengan feedback logo perusahaan atau nama dicantumkan dalam buku.

Selain itu, karena melalui jalur indie otomatis tidak terpajang di toko-toko buku seluruh Indonesia, Dian mengatakan, kurangnya promosi dan pemasaran yang tidak tersebar ke seluruh Indonesia juga menjadi hambatannya.

Solusi yang bisa dilakukan adalah penjualan secara langsung. Dapat melalui komunitas, online shop atau promosi di media sosial, “Meskipun tidak terdisplay dan tersebar, tapi melalui internet pembeli yang ada bisa dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Dan sekali lagi, adanya komunitas membuat jelas segmen pembelinya,” ucap Dian. Baca: Tanding Renang di Festival Danau Sunter, Simak Cara Pemanasan

Kedepannya, Dian berharap untuk para penulis lain jangan ragu untuk menerbitkan hasil karyanya secara indie, “Buat komunitas pembaca karya kita. Lakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi jalur promosi karya kita.”

Buka Buka Buku itu sendiri merupakan acara pembacaan esai dari buku keenam dan ketujuh Dian yang baru saja diterbitkan. Buku keenamnya “#sayabelajarhidup ASMARADAHANA”, menuliskan kisah orang-orang yang hidup di antara Gunung Merapi dan Laut Selatan, di Yogyakarta. Sedangkan, buku ketujuh yang berjudul “#sayabelajarhidup PITA GARUDA” merupakan luapan kegelisahan dan perenungan terhadap kondisi bangsa saat ini.

Berita terkait

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

6 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

7 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

7 hari lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

11 hari lalu

Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.

Baca Selengkapnya

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

14 hari lalu

4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.

Baca Selengkapnya

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

18 hari lalu

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

18 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

37 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

44 hari lalu

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.

Baca Selengkapnya

7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

48 hari lalu

7 Ide Bisnis Barang yang Laris di Bulan Ramadan

Apa saja bisnis barang yang laris di bulan Ramadan? Berikut ide bisnisnya yang berpeluang untung yang bisa dicoba. Mulai dari pakaian hingga buku.

Baca Selengkapnya