Kecemasan Jadi Faktor Utama Sulit Tidur? Waspada Kanker Mengintai

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Sabtu, 24 Maret 2018 16:05 WIB

Ilustrasi tempat tidur (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak bisa tidur bahkan hingga dini hari atau insomnia tentunya menyiksa. Gangguan tersebut sudah menjadi hal yang umum terjadi di masyarakat modern yang dipicu oleh gaya hidup yang sibuk, stres, dan perkembangan teknologi.

Penelitian terbaru dalam Journal Sleep dikatakan wabah sulit tidur telah mempengaruhi sekitar 150 juta orang. Tingkatan masalah tidur tersebut berhubungan dengan gangguan depresi dan gelisah. Sementara itu di Indonesia, penelitian lain menyebutkan prevalensi insomnia mencapai 10 persen dari jumlah populasi, atau sekitar 28 juta orang.

Akibatnya bisa fatal bagi kesehatan apabila terjadi insomia yang berkepanjangan, dan tidak ada penangannan selanjutnya. Konsultan Kesehatan Edward Yong mengatakan insomnia akan memberikan dampak yang serius dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Baca: 2 Cara Menghindari Godaan Iklan di Media Sosial

“Ada peningkatan nafsu makan yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes, selain itu juga meningkatkan risiko jantung koroner, hipertensi, gangguan sistem kekebalan tubuh itu untuk jangka pendek dan menengah, untuk jangka panjang bisa menyebabkan kanker,” jelasnya di Jakarta.

Untuk menghindari hal tersebut, Edward mengatakan terdapat tiga elemen kualitas tidur yang baik yakni durasi, kontinuitas, kedalaman. Durasi merupakan panjang tidur harus cukup bagi seseorang untuk beristirahat dan bangun pada keesokan harinya.
Ilustrasi pria tidur. shutterstock.com

Advertising
Advertising

“Kontinuitas, maksudnya waktu tidur tidak berhenti, sedangkan kedalaman artinya tidur harus cukup dalam atau lelap sehingga seseorang merasa segar,” katanya.

Psikolog klinis Aurora Lumbantoruan membenarkan kurang tidur atau buruknya kualitas tidur memiliki dampak negatif yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.

“Dampak buruk dari kualitas tidur yang rendah secara psikologis dapat mempengaruhi ingatan dan kemampuan untuk belajar. Selanjutnya, bisa mempengaruhi kondisi psikologis seperti depresi, kecemasan, dan sakit jiwa,” katanya.

Dia mengatakan banyak gaya hidup masyarakat modern yang dapat menyebabkan insomnia, seperti membawa pekerjaan ke rumah dan bekerja di malam hari, tidur siang, tidur di kemudian waktu untuk menebus jam tidur yang hilang. Baca: Pentingnya Spa: 2 Minggu Sekali Saja, Intip Manfaatnya

Berdasarkan kondisi tersebut, Aurora menyarakan supaya individu menyadari ritme tubuh sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur.

“Tubuh merupakan tanggung jawab utama. Untuk dapat tidur dengan nyaman harus membuat lingkungan tempat tidur nyaman, jangan bekerja di tempat tidur,” lanjutnya.

Berdasarkan laporan hasil survei berjudul Better Sleep, Better Health: A Global Look at Why We’re Still Falling Short on Sleep yang dirilis Phillips baru-baru ini menemukan bahwa gangguan tidur akan berdampak pada kesehatan. Beberapa dampak yang dirasakan di antaranya adalah kelelahan hingga perubahan suasana hati.

Survei yang dilakukan secara online pada Februari 2018 oleh Harris Poll atas nama Philips ini mengupas kebiasaan tidur lebih dari 15.000 orang dewasa di 13 negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Polandia, Prancis, India, Cina, Australia, Kolombia, Argentina, Meksiko, Brasil dan Jepang.

Diperkirakan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia menderita sleep apnea. Sebanyak 80 persen di antaranya tetap tidak terdiagnosis, dan secara global 30 persen partisipan mengalami kesulitan untuk memulai tidur.
Ilustrasi pria sulit tidur. shutterstock.com

Tidur yang baik sangat penting bagi kesehatan, tetapi hanya sepertiga dari orang dengan gangguan tidur yang mencari bantuan tenaga kesehatan profesional. Melalui kolaborasi dengan Richter dan survei tahunannya, Philips ingin menekankan pentingnya tidur berkualitas bagi setiap orang di seluruh dunia.

David White, Chief Medical Officer, Philips Sleep & Respiratory Care mengatakan tidur adalah landasan gaya hidup sehat. Kualitas dan durasi tidur setiap malam adalah variabel paling penting yang memengaruhi perasaan seseorang pada hari berikutnya.

“Jadi, tidur yang tidak memadai bisa berdampak langsung pada kesehatan kita, tidak seperti olahraga atau diet. Survei ini menunjukkan bahwa walaupun mengetahui bahwa tidur itu penting untuk kesehatan secara keseluruhan, banyak orang masih belum memprioritaskannya,” ujarnya.

Survei tersebut menemukan bahwa mayoritas orang dewasa secara global atau 67 persen menganggap bahwa tidur berdampak penting bagi keseluruhan kesehatan mereka. Setelah tidur malam yang tidak berkualitas, mereka merasa lelah (46 persen), murung atau mudah marah (41 persen), tidak termotivasi (39 persen), dan mengalami kesulitan berkonsentrasi (39 persen). Baca: Benarkah Deodoran Penyebab Kanker? Cek 3 Fakta Ini

Selain itu, enam atau lebih dari 10 orang dewasa (61 persen) di dunia memiliki beberapa jenis masalah medis yang memengaruhi tidur mereka. Sekitar seperempat orang dewasa melaporkan insomnia (26 persen) dan 1 dari 5 orang mendengkur (21 persen).

Hal tersebut diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan menjaga kebiasaan tidur yang baik. Dalam survei tersebut hanya ada sekitar 29 persen responden yang merasa menyesal tidak menjaga kebiasaan tidur yang baik.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan keinginan mereka untuk berolahraga secara rutin, yakni 3-4 kali dalam sepekan sebanyak 49 persen dan menjaga makan sehat sebanyak 42 persen.

Faktor kecemasan membuat lebih dari setengah orang dewasa di dunia terjaga di malam hari dalam 3 bulan terakhir tercatat sebanyak 58 persen. Kesulitan tidur tersebut juga diakibatkan oleh kebiasaan menggunakan perangkat teknologi yang dialami 26 persen responden.

Berita terkait

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

4 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

4 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

4 hari lalu

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

Rasa kantuk merupakan hal normal yang terjadi dalam tubuh. Tapi, ada beberapa penyebab kantuk berat yang harus diwaspadai. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

5 hari lalu

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

Berikut tips tetap terhidrasi dan sehat selama cuaca panas ekstrem bagi pasien diabetes yang mungkin mengalami respons dari obat.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

7 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

9 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya