6 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pria dalam Pernikahan
Reporter
Anastasia Pramudita Davies
Editor
Susandijani
Senin, 9 April 2018 15:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Membangun sebuah hubungan cinta yang harmonis memang butuh waktu yang tak singkat. Dalam pernikahan, apalagi, tidak dipungkiri Anda akan melakukan kesalahan yang tidak disadari bahkan tidak dapat dihindari. Bahayanya, seperti dilansir WebMD, perasaan negatif yang tidak ditangani seiring waktu dapat menyebabkan masalah baik secara fisik dan psikologis.
Berikut ini, beberapa kesalahan para pria dalam sebuah pernikahan yang sering tidak disadari yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber.
1. Tidak menunjukkan empati
Psikolog Albert Maslow mengatakan bahwa empati, yang merupakan kemampuan untuk mengenali dan berbagi perasaan dengan orang lain, adalah bagian terpenting dari segala macam hubungan. Dan secara umum, wanita berperan lebih baik dalam hal ini dibandingkan pria. "Wanita ingin perasaan mereka dipahami dan diakui," kata Albert. Contohnya, ketika istri Anda memberi tahu bahwa ia merasa diabaikan, apa yang diinginkannya adalah agar Anda memahami perasaannya dibandingkan berbicara tentang fakta-fakta kenapa hal tersebut terjadi.
Baca juga:Halo Pria, Ini Alasan Kenapa Wanita Suka Bisnis Direct Selling
2. Pengeluaran yang sembrono
Pernah membeli barang mahal, seperti membeli mobil, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan istri Anda? Ternyata, ini adalah kesalahan besar. Bahkan, menurut Gloria, hal tersebut menempati urutan kedua dalam permasalahan dalam pernikahan, setelah perselingkuhan. Pria cenderung sering melakukannya, mengapa? Secara sadar atau tidak sadar, pria sering menempatkan dirinya sendiri sebagai pemimpin dalam hubungan. Disinilah letak kesalahannya. Hubungan berpasangan melibatkan kepemimpinan bersama, kata Gloria.
3. Menjadi egois secara seksual
Pria menganggap seks menjadi sarana yang cukup tepat untuk memiliki koneksi dengan istrinya. Yang tidak banyak diketahui pria adalah banyak wanita yang menginginkan koneksi sebelum berhubungan seks. Kasih sayang, juga merasa dicintai dan dibutuhkan menjadi dasar bagi wanita untuk merasa terangsang, ungkap Albert. Inilah yang harus dipahami terlebih dahulu oleh pria, terutama pada pria usia muda yang umumnya sangat tidak sadar akan hal tersebut.
4. Mendengarkan dengan cara yang salah
Menurut Gloria, pria cenderung menganalisis suatu keadaan dan kemudian menawarkan pilihan solusi saat mendengarkan masalah pasangannya. Ternyata, yang diinginkan wanita justru membicarakannya. Umumnya, mereka ingin Anda terlibat secara aktif dalam percakapan, bukan menjadi pahlawan dengan menyelesaikan setiap masalah yang ada. Menunjukkan minat pada apa yang ia katakan dan peduli tentang apa yang ia lakukan lebih penting dibandingkan Anda hanya mengangguk-angguk saat pasangan Anda
berbicara.
Baca:
Heboh Miras Oplosan: Mengapa Bisa Fatal? Ini Keterangan Ahli
Cek 4 Jurus Aman Menggunakan Media Sosial, Ada Target Iklan
5. Memendam perasaan Anda
Mendengarkan istri Anda setiap mencurahkan perasaannya itu memang penting. Namun, bukan berarti Anda juga tidak berhak didengarkan. Banyak pria yang berpikir bahwa mereka perlu menyembunyikan perasaan mereka. Hal ini karena mereka menghindari risiko dipandang sebagai pihak yang lemah. Ingatlah, itu sebuah kesalahan. Tidak berbagi emosi yang Anda punya dapat menjadi penghalang nyata dalam hubungan. Pasangan Anda bisa merasa seperti kehilangan koneksi kedekatan yang diinginkan dengan suaminya. Meskipun, Albert mengakui bahwa untuk membuat pria terbuka memang tidak mudah. "Tumbuh dewasa, membuat pria belajar bahwa ia tidak bisa membiarkan orang lain tahu ketika ia takut,” ungkapnya, “Membuka diri adalah pilihan yang penuh risiko, dan hal tersebut membutuhkan keberanian."
6. Menjadi terlalu dominan
Menjadi seorang pria bukan berarti Anda sepenuhnya memegang kendali. Sayangnya, tidak semua pria berpikir seperti itu. Pria mencoba mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan menjadi dominan dalam hubungan. Sedangkan, wanita justru akan menarik diri jika merasa pasangannya menuntut atau mencoba berkuasa dalam hubungan. "Posisi kekuasaan" yang diinginkan pria pada dasarnya mengakibatkan masalah dalam sebuah hubungan cinta. Menurut Gloria, kualitas diri yang terbaik muncul ketika ada feedback dalam hubungan Anda dengan orang lain, bukan menonjolkan sikap independen diri.
WEBMD | STRONGMARRIAGENOW