Bayi Lahir Setelah 4 Tahun Orang Tuanya Meninggal, Ini Kisahnya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Susandijani
Kamis, 12 April 2018 21:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang bayi di Cina dilahirkan empat tahun setelah orang tuanya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Dilansir dari BBC, Kamis 12 April 2018, orang tua bayi tersebut meninggal pada 2013. Namun, sebelum mengalami kecelakaan, pasangan tersebut telah membekukan beberapa embrio karena ingin memiliki anak dari metode bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF).
Baca juga:
Kopi Sebabkan Kanker? Cek Dulu Penjelasan Para Ahli Ini
UNBK Dianggap Sulit, Warganet Protes di Media Sosial
Apa Itu Gaya Hidup Sedentari? Bisa Ancam Jiwa? Cek Solusinya
Setelah kecelakaan tersebut, orang tua pasangan itu berupaya mendapatkan izin untuk bisa menggunakan embrio cucunya. Akhirnya, seorang bayi laki-laki pun lahir pada Desember 2017 setelah dilahirkan oleh ibu pengganti yang berasal dari Laos.
Kabar tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Beijing News. Surat kabar ini menyatakan ada banyak permasalahan, termasuk dari segi hukum, yang membuat orang tua pasangan yang meninggal itu harus melalui banyak proses legal sebelum akhirnya bisa mendapatkan izin untuk menggunakan ibu pengganti.
Embrio bayi tersebut disimpan di sebuah rumah sakit di Nanjing, Cina dengan dibekukan di suhu -196 derajat Celcius di tangki nitrogen cair.
Selain proses hukum di rumah sakit terkait, tidak ada rumah sakit lain yang bersedia menampung embrio bayi itu. Selain itu, Cina melarang penggunaan ibu pengganti sehingga pasangan tersebut harus mencari di luar negeri.
Adapun Laos memperbolehkan penggunaan ibu pengganti secara komersial.
Namun, perjalanan panjang menuju Laos pun harus dilalui karena embrio si bayi dibawa dengan mobil. Tidak ada maskapai penerbangan yang bersedia membawa termos berisi nitrogen cair.
Proses persalinan pun tidak kalah rumitnya karena sang ibu pengganti mesti bepergian ke Cina untuk melahirkan bayi bernama Tiantian itu. Hal ini dilakukan agar status kewarganegaraan si bayi tidak terlalu merepotkan.
Tetap saja kakek dan nenek Tiantian harus menjalani tes DNA demi membuktikan bahwa bayi itu adalah cucu mereka dan karenanya berhak atas kewarganegaraan Cina secara otomatis.