Tidur Mendengkur Belum Tentu Sleep Apnea, Waspada Gejalanya

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Sabtu, 28 April 2018 21:05 WIB

Ilustrasi tidur mangap. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Tidur dengan suara mendengkur pasti mengganggu, bahkan di lingkungan pergaulan ngorok selalu menjadi bahan lelucon. Lebih parah lagi, mendengkur merupakan salah satu alarm tanda bahaya bagi kesehatan.

Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa mendengkur lebih berbahaya dari pada merokok. Pasalnya, gejala tersebut memiliki risiko lebih besar terhadap penebalan arteri karotis, apalagi pada orang obes atau bahkan yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

Baca: Ada 15 Gaya Rambut Wajib di Negeri Kim Jong Un, Maksimal 2 Cm

Sleep apnea merupakan gangguan tidur paling umum kedua yang mempengaruhi sekitar 20 juta orang di AS. Sementara itu di Indonesia, sebesar 52,7% telah didiagnosis menderita arteri karotis dari 74 laki-laki yang jadi subyek riset.

Arteri karotis adalah pembuluh darah yang memberikan suplai ke daerah leher dan kepala, termasuk otak. Jika dinding pembuluh darah ini mengalami penebalan maka akan berdampak pada penyakit pembuluh darah lainnya.

Mendengkur juga sering kali menjadi tanda dari henti napas saat tidur atau biasa disebut sebagai sleep apnea. Hal tersebut terjadi karena saat tidur adanya penyempitan saluran nafas sehingga udara tidak dapat lewat. Jadi, oksigen akan turun sepanjang malam, akibat fatalnya bisa menyebabkan kematian karena kekurangan oksigen.

Advertising
Advertising

Dokter spesialis telinga hidung tenggorok dan bedah kepala leher (THT-KL) Suriya Suwanto mengatakan, selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti tekanan pekerjaan, kejiwaan, gangguan tidur, sleep apnea juga dipengaruhi genetika seperti anatomi tubuh.

“Sebenarnya faktornya bervariasi, dari anatomi tubuh bisa terjadi karena obesitas, dan leher pendek, bisa terjadi juga pada anak karena amandelnya yang besar,” jelas Suriya di RS Royal Progress.

Lebih lanjut, dia mengatakan akibat gangguan tidur yang paling mudah dikenali adalah kelelahan, merasa lemas dan mengantuk, mudah marah, serta sulit berkonsentrasi.

“Semua sel yang ada dalam tubuh membutuhkan istirahat, jika tidak istirahat maka energi tidak kembali. Pola tidur yang tidak benar menyebabkan gangguan tidur,” katanya.

Baca juga:
Sulit Diatasi dan Rentan Kambuh, Simak Gejala Jamur Hidung
Apa Elektrosmog? Cek 7 Jurus Sukses Mencegahnya di Rumah

Sebaiknya masyarakat tidak boleh menyepelekan kondisi tersebut, pasalnya sleep apnea menyebabkan berbagai penyakit fatal hipertensi, jantung, diabetes, impotensi hingga stroke.

Dokter spesialis penyakit saraf–konsulen penyakit gangguan tidur (RPSGT) RS Medistra Rinawati Tedjasukmana mengatakan, untuk mengetahui gejala sleep apnea, keluarga atau kerabat harus meyakinkan kalau seseorang mendengkur. Pasalnya, pendengkur hanya tahu dirinya ngorok dari orang lain.

Namun, tidak semua pendengkur mengalami sleep apnea. Oleh karena itu, untuk perawatan medis dimulai dengan pemeriksaaan tidur untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan apnea tidak berbeda dengan pemeriksaan fungsi jantung ataupun pernafasan, hanya saja perbedaannya dilakukan saat tidur.

Tidur Mendengkur saja belum tentu sleep apnea, biasa dibarengi seperti tercekik dan berhenti napas lebih dari 10 detik, atau dibarengi dengan hipertensi sudah dapat dicurigai,” kata Rima.

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

18 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

5 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

10 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya