Kunci Bahagia di Hari Tua? Atur Keuangan dari Sekarang

Sabtu, 2 Juni 2018 08:00 WIB

Ilustrasi perencanaan keuangan. Ploomy.com

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak masyarakat Indonesia belum menyadari serta memiliki pemahaman terkait pengelolaan keuangan, terlebih proteksi dan juga investasi. Sehingga, perencanaan keuangan yang baik untuk masa depan belum menjadi prioritas masyarakat.

Sosiolog, Paulus Wirutomo, menanggapi fenomena yang sayangnya di zaman modern ini masih menghantui pola hidup masyarakat Indonesia. Menurutnya, masyarakat Indonesia masih terbiasa dengan pemikiran ‘ada rezeki besar, [apalagi kalau bukan hal yang rutin] harus dihabiskan’.

Baca juga:
Kasus Altantuya Shaariibuu, Ini Plus Minus Kekasih Gelap
Komplain Si Dia Banyak Kerja? Belajar pada Anak Ayu Ting Ting
3 Alasan Ruang Makan dan Dapur Harus Disatukan

“Intinya budaya dan nilai di Indonesia masih menganggap kalau sedang mendapat rezeki, ya dinikmati saat itu juga,” ucapnya dalam acara Kampanye Komunikasi #LebihBaikSekarang oleh Sun Life Financial pada 31 Mei 2018 di Plaza Senayan, Jakarta Pusat.

Paulus melanjutkan, nilai atau values yang dianut tiap individu, memiliki peran penting dalam pengambilan keputusannya. Dan dalam hal ini termasuk dalam melakukan perencanaan keuangan.

Nilai itu sendiri terbentuk mulai dari lingkup terdekat dan terkecil, yaitu keluarga. Seharusnya, lanjut Paulus, sejak dini sudah ada interaksi antara orangtua dan anak perihal edukasi tentang perencanaan kebutuhan di masa depan.

“Kalau orang Jawa dulu suka bilangnya, ‘ono dino ono sego’. Yang di mana maksudnya [kurang lebih], setiap hari itu pasti akan ada makanan, nggak usah mikir jauh, besok juga ada lagi pasti,” kata pria yang juga menjadi guru besar Sosiologi di Universitas Indonesia ini.

Advertising
Advertising

Pemikiran ini yang disayangkan Paulus. Masyarakat Indonesia terbiasa untuk menghabiskan uang saat itu saja, dalam jangka pendek. Hal itu juga menurutnya masih berlaku sampai zaman sekarang.

“Bingkainya saja yang berbeda. Kalau sekarang dihabiskan untuk jalan-jalan, nongkrong, atau kuliner,” ungkapnya.

Lalu, bagaimana cara mengubah pemikiran tersebut? Paulus menjelaskan bahwa kembali lagi pada peran keluarga yang harus mulai membiasakan untuk mengelola keuangannya, dan diajarkan kepada anak. Selain itu, pemerintah juga berperan penting dalam hal ini.

Ia mengungkapkan adalah langkah baik jika pemerintah sudah mempersiapkan edukasi dan informasi untuk di sebarkan kepada masyarakat. Baik dengan bantuan pelaku industri asuransi ataupun lainnya.

Terakhir, ia juga berharap masyarakat Indonesia tidak lagi berpikir untuk menunda rencana atau pengelolaan keuangan untuk masa depan. “Rubah pola pikir, ‘Yah gimana nanti aja lah’ dengan ‘Nanti gimana ya?’,” ucap Paulus.

Berita terkait

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

2 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

7 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

7 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

9 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

9 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

10 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

15 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya