Ini Alasan Remaja Mabuk Rebusan Pembalut Kata Psikolog
Reporter
Antara
Editor
Susandijani
Sabtu, 10 November 2018 10:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar psikologi mengungkapkan salah satu faktor yang mendorong remaja mabuk-mabukan menggunakan rebusan pembalut karena kemudahan mendapatkan bahan.
Baca juga: Sebabkan Kanker, Ini Efek Minum Rebusan Pembalut Wanita
Maharani Ardi Putri M.Si Psi, Kepala Biro Humas dan Ventura di Rektorat Universitas Pancasila, mengatakan perilaku mabuk atau memilih mabuk dalam bentuk apa pun kurang menggunakan akal sehat.
Putri Langka, panggilan untuk psikolog cantik ini, mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah faktor yang mendorong perilaku tersebut. "Kemudahan mendapatkan bahan dan juga kemudahan mendapatkan informasi seperti cara meracik dapat mereka dapatkan dari teman atau Internet," ujarnya saat dihubungi Antara, Jumat, 9 November 2018.
Selain itu, remaja umumnya masih bergantung pada orang tua, terutama mengenai finansial. Namun, karena keinginan mereka untuk mencoba mabuk sementara dana terbatas, akhirnya mereka berlari ke bahan alternatif yang lebih murah.
"Remaja juga cenderung memiliki konformitas yang besar dengan peer group-nya. Artinya, dorongan untuk menyerupai kelompoknya sangat penting bagi remaja. Itulah sebabnya remaja selalu memperhatikan teman sebayanya dan berusaha mengikuti tren yang diterima pada kelompok yang ia inginkan," kata Putri.
Remaja, ia melanjutkan, tertantang untuk merasakan sensasinya, meraciknya, dan mendapatkan pujian dari peer group-nya. Menurut dia, remaja memang memiliki ciri-ciri senang mencoba dan sering kurang memiliki pertimbangan risiko—biarpun bahan adiktif yang dicampurkan tidak jelas—tanpa memikirkan efek samping yang ditimbulkan.
Karena itu, Putri menambahkan, orang dewasa agak sulit memahami perilaku mereka, dan diperlukan kajian mendalam agar kita dapat memahami cara mereka berpikir dan mengambil keputusan. Termasuk juga dengan orang dewasa yang membuat perencanaan pencegahan ataupun intervensi.
"Di rumah, sekolah, dan masyarakat tentunya perlu secara terus-menerus mengajak remaja untuk terbiasa berpikir kritis dan percaya diri. Remaja yang kritis diharapkan dapat membuat pertimbangan yang logis dalam mengambil keputusan. Dan kepercayaan diri dapat membantu remaja untuk tidak sekadar ikut-ikutan dengan temannya dan berani mempertahankan pendapat maupun value mereka," ucap psikolog yang berpraktik di Yayasan Pulih tersebut.
Baca juga: Ini Efek Chorine dalam Pembalut yang Sering Diabaikan
Baru-baru ini ditemukan perilaku kenakalan remaja yang mabuk menggunakan air rebusan pembalut di sejumlah daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Belitung Timur. Hal tersebut telah dikonfirmasi Badan Narkotika Nasional, bahwa air rebusan tersebut sebagai pengganti narkotik.
Baca juga: Heboh Pembalut, Apa Jadinya Wanita Tanpa Benda Ini?