Sayur Kol, Kaya Nutrisi dan Zat Penangkal Kanker

Reporter

Tabloid Bintang

Editor

Mila Novita

Minggu, 27 Januari 2019 21:45 WIB

Ilustrasi sayur kol (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Kol mungkin menjadi sayur yang paling populer sepanjang bulan ini. Sebabnya, kol dijadikan lagu yang sering digunakan untuk meledek orang. Tapi, tahukah Anda betapa banyak nutrisi yang terkandung dalam sayur ini?

Baca juga: Masih Malas Makan Sayur dan Buah? Coba Trik yang Satu Ini

Kol atau kubis ternyata kaya nutrisi. Sayur ini mengandung vitamin A, B, C, dan K, juga kalsium dan serat. Kandungan terbesarya adalah vitamin C. Mengonsumsi 100 gram kol bisa memenuhi 60 persen kebutuhan tubuh akan vitamin C dan 70 hingga 80 persen vitamin K yang menopang metabolisme tulang serta proses pembekuan darah.

Hal itu diungkapkan nutrisionis dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk Jakarta, dr. Marya Warascesaria Haryono, Sp.GK. Selain kandungan di atas, kata Marya, dalam 100 gram kol terdapat kalsium 4 persen, magnesium 3 persen, dan sedikit zat besi.

“Kalsium berfungsi mengoptimalkan pertumbuhan tulang dan gigi, memaksimalkan kontraksi otot sekaligus mengatur kegiatan antarsel dalam tubuh. Magnesium berguna dalam berbagai proses metabolisme tubuh terutama yang berhubungan dengan sistem imun, tulang, saraf, otot, dan regulasi gula darah,” kata Marya di Jakarta, pekan lalu.

Tak hanya itu, sejumlah jurnal kesehatan rilisan luar negeri menyebut kol salah satu perisai tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Kol, kata Marya, sumber zat glukosinolat. “Di dalam tubuh, zat ini dikonversi menjadi isotiosianat yang bersifat melindungi tubuh dari sel-sel kanker. Kol juga mengandung antioksidan fenol. Kolaborasi fenol dengan vitamin C dan flavonoid melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas serta risiko serangan sel kanker,” kata dia.

Meski kaya manfaat, mayoritas para ibu enggan menjadikan kol pilihan pertama untuk diolah dan disajikan di meja makan. Mereka berdalih, sayur kol membuat perut suami dan anak kembung. Marya membenarkan. Kandungan zat rafinosa dalam kol menyebabkan kembung.

“Karenanya, untuk menghidari risiko kembung saya sarankan mengonsumsi kol dalam batas wajar alias secukupnya. Atau Anda bisa menyiasatinya dengan proses pemanasan yakni dengan teknik kukus, rebus, atau tumis. Risikonya, sebagian nutrisi yang tersimpan dalam kol hilang akibat proses pemanasan ini,” Marya mengakhiri perbincangan.

Baca juga: Manfaat Kol Merah, dari Cegah Kanker sampai Bikin Langsing

Advertising
Advertising

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

2 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

8 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

9 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

9 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

12 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

14 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya