TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas sehari-hari, sarapan rutin juga dapat mempengaruhi perkembangan otak jangka panjang.
Hal itu diungkapkan pakar neuroanatomi dan neurosains, Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd. Menurut dia, perkembangan otak ditentukan oleh SiSi. "Kepanjangan dari nutrisi dan informasi. Nutrisi untuk membentuk bangunan fisik otak. Sedangkan, untuk memandaikan otak, dibutuhkan informasi," kata Taufiq dalam konferensi pers Energen: Konsentrasi Ciptakan Mimpi dalam rangka penutupan Pekan Sarapan Nasional 2019, pada Kamis, 21 Februari 2019 di Jakarta.
Taufiq mengutarakan, otak manusia terus berkembang sejak masih berbentuk janin hingga seseorang meninggal. Agar perkembangan otak berjalan maksimal, pemenuhan nutrisi sangat penting. Salah satunya, nutrisi yang diperoleh dari sarapan.
Sebabnya, sarapan akan memengaruhi kinerja kognitif otak seperti memori jangka pendek. "Jika rutin sarapan, maka akan berfungsi mengubah memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang," imbuh Taufiq. Selain itu, sarapan juga membantu menjaga emosi seseorang tetap stabil.
Namun Taufiq menegaskan semua manfaat tersebut bisa diperoleh hanya bila sarapan sudah menjadi kebiasaan. "Kuncinya, sarapan harus dilakukan secara kontinu bukan sesekali saja. Maka, manfaat sarapan seperti fungsi kognitif, emosi dan perilaku yang lebih bersemangat bisa dirasakan," Taufiq mengakhiri.
