Beda Kejang Epilepsi dengan Kejang Demam, Bagaimana Mengatasinya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 6 April 2019 16:30 WIB

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian anak mengalami kejang ketika demam tinggi. Ini terjadi sebagai respons dari otak akibat perubahan suhu tubuh. Gejalanya beragam, mulai dari yang ringan seperti melotot hingga otot kaku dan gerakan tubuh menghentak-hentak. Tapi ternyata bukan hanya karena demam, kejang juga terjadi karena epilepsi.

Baca:
Aturan Menyembuhkan Epilepsi Lewat Operasi, Tak Boleh Sembarangan

Epilepsi merupakan gangguan di otak akibat aktivitas listrik yang tiba-tiba dan berlebihan. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas normal sel-sel saraf di otak sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang bersifat sementara.

Sama-sama kejang, lalu apa bedanya kejang karena demam dan epilepsi? Dr. dr. Setyo Handryastuti, Sp.A (K) mengatakan, meski sama-sama kejang, ada hal yang membedakan keduanya.

“Kalau kejang demam didahului dengan suhu tubuh tinggi, sedangkan kejang karena epilepsi tidak. Anak bisa saja sedang bermain lalu tiba-tiba kejang,” kata dia dalam bincang-bincang “Daily Problems every Parents Need to Know: Chapter 1 di Sekretariat Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, Jakarta, Sabtu, 6 April 2019.

Tapi, tak semua kejang tanpa demam disebut dengan epilepsi. Handry mengatakan, kejang disebut dengan epilepsi ketika terjadi dua episode atau lebih dalam interval lebih dari 24 jam.

Tapi gejala epilepsi tidak hanya kejang, tapi beragam, tergantung lokasi sel-sel saraf yang mengalami gangguan. Jadi, bukan hanya kaku dan menghentak-hentak disertai mulut berbusa. Pada bayi, misalnya, gerakannya bisa seperti memeluk atau membungkuk. Bisa juga seperti menggenggam kedua lengan.

Pada anak bentuknya lebih banyak lagi. Epilepsi bisa berupa hilangnya kesadaran secara tiba-tiba seperti orang bengong atau kurang merespons terhadap sesuatu, hingga terjatuh tiba-tiba, panik, marah, atau ketakutan tanpa alasan yang jelas.

Lalu, apa yang harus dilakukan pada anak epilepsi? “Jangan panik karena kalau sudah panik jadi tidak bisa melakukan apa-apa,” kata Handry.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah baringkan anak di tempat datar, lalu miringkan ke satu sisi. “Dimiringkan agar jika ia mengeluarkan liur, tidak masuk ke kerongkongan dan menyebabkan tersedak,” ujar dia.

Selanjutnya, ganjal kepala dengan sesuatu yang lunak. Berikan obat epilepsi melalui rektal atau lubang dubur untuk menghentikan kejangnya.

“Jangan beri minum agar tidak tersedak. Selain itu, jangan memasukkan sendok atau benda lain ke mulut, nanti bisa merusak gigi. Jangan takut ia akan menggigit lidahnya sendiri,” kata Handry.

Baca: Tindakan Salah Ini Sering Dilakukan Saat Menolong Pasien Epilepsi

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

9 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

3 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

8 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

9 hari lalu

10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.

Baca Selengkapnya

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

9 hari lalu

Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.

Baca Selengkapnya

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

10 hari lalu

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

11 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya