Selain Kesehatan, Polusi Udara juga Menyebabkan Kriminalitas?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Kamis, 18 April 2019 09:20 WIB

Ilustrasi mengenakan masker/pencemaran udara. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang didaftar oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2019. Sebanyak 9 dari 10 orang di seluruh dunia menghirup udara yang tercemar. Polusi udara dianggap sebagai dalang dari meningkatnya risiko kanker, penyakit paru-paru dan pernapasan, serta penyakit jantung di seluruh dunia. Diperkirakan, sekitar 7 juta orang meninggal setiap tahun karena paparan polusi udara luar dan rumah tangga.

Baca: Polusi Udara Jadi Ancaman Global, Apa Bahayanya?

Ancaman yang ditimbulkan polusi udara bukan hanya masalah kesehatan fisik. Ada ancaman yang tak kalah bahayanya, yaitu tingkat kriminalitas yang juga bisa menjadi penyebab banyak kematian di dunia. Polutan di udara yang tercemar disebut dapat mengacaukan jaringan kabel otak sehingga dapat memicu perilaku buruk.

Dikutip dari laman Times of India, studi terbaru menunjukkan bahwa paparan polusi udara yang meningkat dapat meningkatkan risiko kondisi kesehatan mental termasuk depresi. Kondisi ini secara drastis mempengaruhi kemampuan kognitif dan bahkan dapat menyebabkan peningkatan perilaku kejahatan.

Hal itu diungkapkan sebuah studi yang dilakukan oleh London School of Economics. Aspek paling mengejutkan dari penelitian ini adalah bagaimana kejahatan kecil seperti pencurian (termasuk mengutil dan mencopet) secara drastis dipengaruhi oleh tingkat polusi udara. Studi ini menunjukkan bahwa tingkat kejahatan di London meningkat sebesar 0,9 persen ketika Indeks Kualitas Udara (AQI) 10. Angka kejahatan itu meningkat menjadi 2,8 persen ketika AQI di atas 35.

Apa hubungan polusi udara dengan kriminalitas? Menurut studi itu, ketika orang terpapar polusi udara tingkat tinggi yang kronis, sekresi hormon stres (kortisol) di tubuhnya akan meningkat. Ini agak berbeda dari temuan dalam sejumlah penelitian sebelumnya hanya mengungkap hubungan polusi udara dengan kesehatan fisik, terutama penyakit pernapasan.

Selain penelitian ini, beberapa studi lain juga mendukung pendapat bahwa paparan kronis terhadap partikel mikro tertentu yang ada di udara mendorong perilaku buruk, termasuk pencurian, vandalisme, dan bahkan kecurangan. Penelitian di University of Southern California, mengungkap bahwa polusi partikel 2.5 dapat berbahaya bagi struktur otak, yang mungkin berdampak meningkatkan perilaku nakal.

Baca: Polusi Udara Mengancam Kesehatan, Perlukah Suplemen Antioksidan?

TIMES OF INDIA | THE CONVERSATION

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

6 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Hahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

3 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

6 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

6 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

6 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya