Awas, Bahaya Ikat Pinggang Ketat pada Kanker Tenggorokan
Reporter
Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Editor
Mitra Tarigan
Minggu, 21 April 2019 15:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Waspada dalam menggunakan ikat pinggang yang terlalu ketat. Sebab, sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Glasgow, Inggris menunjukkan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tenggorokan. Bahkan, kelebihan berat badan dipercaya dapat meningkatkan resiko yang lebih tinggi.
Baca: Kelebihan Asupan Suplemen Meningkatkan Risiko Kanker?
Melansir dari Telegraph, para ilmuwan dari Glasgow University, Strathclyde University dan The Southern General Hospital di Glasgow, melakukan tes terhadap 24 orang yang tidak memiliki latar belakang acid reflux (asam yang naik kembali ke tenggorokan). Mereka diukur sebelum dan sesudah mengkonsumsi makanan. Sebagian dari partisipan mempunyai ukuran lingkar pinggang normal sementara yang lainnya kelebihan berat badan. Pengecekan hasil pengukuran diambil saat mereka mengenakan ikat pinggang dan saat tidak mengenakan ikat pinggang.
Hasil temuan yang diterbitkan oleh British Medical Journal ini menunjukKan bahwa bahkan pada mereka yang sehat, mengenakan ikat pinggang yang ketat bisa menyebabkan partial hiatus hernia yang membuat kondisi acid reflux lebih sering terjadi. Hiatus hernia terjadi ketika bagian perut tertekan ke dada melalui pembukaan diafragma yang bisa menyebabkan kebocoran asam. Hal ini terkait dengan kanker karena asam terdorong naik ke tenggorokan dengan dikenakannya ikat pinggang yang bisa merusak sel-sel di dalam kerongkongan dan menyebabkan perubahan.
Para ilmuwan juga menemukan hal tersebut tampak lebih nyata pada mereka yang kelebihan berat badan. "Mengenakan ikat pinggang yang ketat khususnya jika Anda mengalami overweight, menyebabkan kerusakan pada katup antara perut dan tenggorokan. Hal ini menyebabkan asam lambung bocor dan naik ke tenggorokan," kata Ketua peneliti, Profesor Kenneth McColl dari Institute of Cardiovascular and Medical Scenes di Glasgow University.
"Tidak seperti perut yang didesain untuk menahan ini, tenggorokan justru dirusak oleh asam. Hal ini menyebabkan mual dan rasa panas di ulu hati dan dalam jangka panjang kemungkinan menyebabkan kanker tenggorokan," kata McColl.
Di Inggris, 8.200 orang terdiagnosis mengalaminya per tahun. Namun, jumlah orang dengan penyakit ini mengalami peningkatan dua kali lipat selama 30 tahun, seiring dengan kenaikan jumlah orang yang mengalami obesitas dan acid reflux.
Baca: 1 dari 3 Pasien Kanker Jalani Pengobatan Alternatif, Risikonya?
Belum lama ini para peneliti menemukan bahwa seringnya terjadi rasa mual dan panas di ulu hati bisa menjadi tanda awal terjadinya kanker tenggorokan. Sementara gastric reflux ada hubungannya dengan kenaikan risiko penyakit ini hingga 78 persen. Meski demikian, mengkonsumsi antacid bisa menurunkan risiko ini hingga 41 persen.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | TELEGRAPH