Kanker Prostat Bisa Diketahui 5 Tahun Lebih Cepat dengan Tes Ini

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Jumat, 28 Juni 2019 12:26 WIB

Ilustrasi kanker prostat. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker prostat umumnya diketahui setelah menimbulkan gejala saat berkemih, misalnya keluar darah dan sakit. Setelah muncul gejala, barulah pasien melakukan deteksi. Tes yang paling umum digunakan untuk kanker prostat adalah prostate-specific antigen (PSA), lalu pemeriksaan dubur digital (DRE), pemindaian MRI atau biopsi.

Baca juga: Arswendo Atmowiloto Kanker Prostat, Cek Gejalanya Saat Berkemih

Tapi, ada cara menjanjikan yang lebih mudah dan cepat untuk mengetahui kanker prostat, yaitu dengan melakukan tes urine sederhana yang disebut dengan Risiko Urine Protat atau PUR. Tes eksperimental ini disebut dapat mendiagnosis bentuk agresif penyakit ini hingga lima tahun lebih awal daripada metode klinis standar.

Dikutip dari Mirror.co.uk, temuan para ilmuwan Inggris ini dapat membantu ribuan pria menghindari biopsi yang tidak perlu. Ini juga dapat mengurangi jumlah operasi tindak lanjut berulang.

Shea Connell, kandidat doktor di Sekolah Kedokteran Norwich University of East Anglia, yang juga meneliti ini mengatakan, saat ini penilaian penyakit pasien menggunakan tes darah PSA, biopsi prostat, dan MRI. “Tetapi sebanyak 75 persen pria dengan peningkatan level PSA, menjadi negatif kanker prostat saat biopsi,” kata dia.

Hanya satu dari empat pria dengan peningkatan PSA yang ditemukan menderita kanker ketika biopsi dilakukan.

Sementara, sebanyak 15 persen dari total hasil pemeriksaan yang tidak memiliki peningkatan PSA justru memiliki kanker prostat. Jadi, ilmuwan mengatakan bahwa butuh tambahan tes untuk mendiagnosis kanker prostat.

Tes eksperimental PUR menggunakan kecerdasan buatan atau AI untuk melihat ekspresi gen dalam sampel yang dikumpulkan dari 537 pria. Dengan memeriksa ekspresi bebas sel dari 167 gen, ilmuwan telah mengidentifikasi kombinasi matematika dari 35 gen yang berbeda yang menghasilkan tanda risiko PUR.

Dr Jeremy Clark, juga dari Norwich Medical School, mengatakan bahwa tes urine ini masih membutuhkan biopsi jarum invasif untuk mendiagnosis kanker prostat. Tapi, tes ini mampu mengidentifikasi pria yang delapan kali lebih kecil kemungkinannya membutuhkan perawatan kanker prostat dalam lima tahun ke depan.

"Jika tes ini akan digunakan di klinik, sejumlah besar pria dapat menghindari biopsi awal yang tidak perlu dan tindak lanjut invasif yang berulang pada pria,” kata Dr Jeremy Clark.

Georgina Hill, dari Cancer Research UK, mengatakan temuan yang diterbitkan di BJU International ini cukup menjanjikan. Tapi perlu dikonfirmasi ke lebih banyak pasien sebelum ditawarkan secara umum.

Baca juga: Rutin Bercinta dan Ejakulasi Turunkan Risiko Kanker Prostat

Kanker prostat umumnya menyerang pria lanjut usia. Kanker yang berkembang di kelenjar kecil di dasar kandung kemih ini menjadi penyebab kematian tertinggi karena kanker bagi pria, setelah kanker paru-paru.

MIRROR.CO.UK | BBC

Berita terkait

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

55 menit lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

6 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

12 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

6 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

11 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

12 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

14 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

14 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya