Pengaruh Iklan Bikin Banyak Ibu Beri Anak Susu Kental Manis

Reporter

Antara

Selasa, 1 Oktober 2019 19:37 WIB

Susu kental manis. Pxhere.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengetahuan yang masih rendah dan pengaruh iklan membuat banyak ibu masih memberikan susu kental manis buat anak-anak mereka. Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI), Arif Hidayat, mengatakan para orang tua masih menganggap susu kental manis (SKM) sebagai susu dan terbiasa memberikan pada anak.

"Berbagai alasan orang tua, terutama di wilayah pedesaan, dalam memberikan SKM untuk anak adalah fakta yang ditemukan di masyarakat, khususnya di pedesaan. Mereka masih menganggap SKM itu sebagai susu. Alasannya karena sudah terbiasa serta pengaruh iklan di televisi," ujar Arif.

Padahal, SKM memiliki kandungan gula yang tinggi, yaitu 20 gram per sekali saji atau satu gelas dengan nilai protein 1 gram, lebih rendah dari susu lain. Sebelumnya, pada 2018, YAICI bekerjasama dengan Yayasan Peduli Negeri (YPN) Makassar dan Stikes Ibnu Sina Batam, melakukan survei tentang Persepsi Masyarakat tentang SKM.

Survei yang dilakukan terhadap 400 ibu di Kendari dan 300 ibu di Batam, yang memiliki anak usia 7 tahun, menunjukkan sebanyak 97 persen ibu di Kendari dan 78 persen di Batam memiliki persepsi bahwa SKM adalah susu yang bisa di konsumsi layaknya minuman susu untuk anak.

Ilustrasi anak minum susu (Pixabay.com)

Advertising
Advertising

"Untuk itu perlu ada edukasi pada masyarakat bahwa SKM bukanlah susu," jelasnya.

Imbauan terhadap pembatasan konsumsi Susu Kental Manis (SKM) terutama larangan bagi bayi ditetapkan dalam Perka BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan terkait SKM Sebagai Bentuk Perlindungan bagi Masyarakat.

"Sayangnya, iklan produk SKM yang telah bertahun-tahun menjadi konsumsi masyarakat mengakibatkan masyarakat telah terlanjur beranggapan bahwa SKM adalah susu yang layak dikonsumsi keluarga," katanya.

Arif menjelaskan perlu pemetaan persepsi masyarakat, tingkat konsumsi SKM, dan kejadian kekerdilan (stunting) yang menyeluruh. Oleh karena itulah kerjasama YAICI dan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah sejak awal 2019 berfokus pada edukasi gizi untuk masyarakat, diperkuat dengan melakukan penelitian di wilayah-wilayah dengan prevalensi stunting tinggi.

Berita terkait

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

28 hari lalu

5 Tanda-tanda Kucing akan Melahirkan

Setidaknya ada lima tanda-tanda kucing akan melahirkan. Di antaranya terjadi perubahan perilaku dan nafsu makan.

Baca Selengkapnya

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

34 hari lalu

3 Resep Olahan Susu untuk Sahur dan Berbuka Puasa

Susu pilihan yang sempurna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama puasa karena mengandung protein, kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

36 hari lalu

5 Manfaat Susu untuk Kesehatan Tubuh

Selama ribuan tahun, susu telah menjadi bagian dari diet global, terutama susu yang berasal dari sapi, domba, dan kambing.

Baca Selengkapnya

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

43 hari lalu

Bebelac Hadirkan Pojok Susu di 3001 Gerai Alfamart

Pojok Susu di Flagship Store Alfamart dihadirkan untuk memberikan pengalaman belanja yang menyenangkan dan premium bagi si Kecil dan Ibu

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

25 Februari 2024

Program Makan Siang Gratis Berpotensi Kerek Harga Kebutuhan Pokok, Ini Alasannya

Program makan siang gratis dianggap bisa berpotensi meningkatkan harga sejumlah barang kebutuhan pokok. Mengapa?

Baca Selengkapnya

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

21 Februari 2024

Perhatikan 4 Hal Ini Saat Memilih Susu Anak

Permasalahan gizi seperti kekurangan zat besi masih menghantui anak-anak Indonesia. Simak 4 tips memilih susu untuk anak.

Baca Selengkapnya

4 Tips Minum Kopi agar Tidak Sakit Perut

30 Januari 2024

4 Tips Minum Kopi agar Tidak Sakit Perut

Sakit perut setelah minum kopi bisa berupa munculnya rasa nyeri, mulas, kembung, gejala refluks asam lambung, atau keinginan untuk buang air besar.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab dan Faktor Risiko Intoleransi Laktosa

23 Januari 2024

Ini Penyebab dan Faktor Risiko Intoleransi Laktosa

Berikut tiga jenis intoleransi laktosa dengan faktor penyebab yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ini Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi

23 Januari 2024

Ini Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi

Intoleransi laktosa dan alergi susu sapi memiliki gejala yang berbeda. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Mahfud MD Sebut Belum Ada Tersangka Baru Transaksi Janggal Rp 349 Triliun, Jakarta Naikkan Pajak Diskotek Cs Jadi 40 Persen

18 Januari 2024

Terpopuler: Mahfud MD Sebut Belum Ada Tersangka Baru Transaksi Janggal Rp 349 Triliun, Jakarta Naikkan Pajak Diskotek Cs Jadi 40 Persen

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan masa tugas Satgas TPPU sudah berakhir.

Baca Selengkapnya