Biasakan Perilaku Hidup Sehat untuk Cegah Stunting

Reporter

Antara

Rabu, 16 Oktober 2019 22:29 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan angka anak kerdil di Indonesia mencapai 30,8 persen. Angka tersebut menunjukkan sepertiga anak balita Indonesia mengalami stunting yang mengakibatkan gagal tumbuh optimal, ditandai dengan postur tubuh pendek, kemampuan motorik terlambat, mudah terkena infeksi, kemampuan belajar dan sosilisasi rendah, prestasi sekolah rendah, prestasi kerja rendah saat dewasa, dan mudah terkena penyakit.

Kementerian Kesehatan menyatakan upaya mencegah kekerdilan pada anak bisa dilakukan dengan mengubah perilaku dan menerapkan pola hidup sehat, mulai usaha menjaga lingkungan agar tetap bersih hingga pola makan seimbang. Perubahan perilaku masyarakat berkontribusi mencapai 30 persen dari keseluruhan faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus kekerdilan di Indonesia.

"Lingkungan yang buruk menyumbang 40 persen, perilaku mencapai 30 persen, layanan kesehatan 20 persen, dan faktor genetik hanya menyumbang 10 persen. Artinya, perubahan perilaku mutlak harus dilakukan apabila ingin mereduksi angka stunting," kata Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Rizkiyana Sukandhi Putra.

"Pendeknya, stunting tidak hanya menyebabkan kekerdilan pada anak, namun juga mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal. Hal ini menjadi faktor rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) karena berpengaruh terhadap produktivitas," kata Rizkiyana.

Menurutnya, kekerdilan adalah masalah intergenerasi. Artinya, kualitas kehidupan sekarang ditentukan oleh kehidupan sebelumnya. Remaja yang mengalami gizi kurang di masa kecilnya atau pola makan yang kurang gizi akan berisiko melahirkan bayi kerdil jika terus berlanjut hingga menikah dan hamil.

Advertising
Advertising

Lingkaran pola pengasuhan dan perilaku yang tidak mendukung tumbuh kembang itu terus berulang dan bermuara pada rendahnya asupan zat gizi anak generasi berikut. Hasilnya, kualitas SDM akan semakin menurun.

"Itulah alasan pentingnya meningkatkan kesadaran publik dan mengubah perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor risiko stunting melalui strategi komunikasi perubahan perilaku. Hingga saat ini sudah ada 100 kabupaten-kota yang mempunyai peraturan terkait Komunikasi Antar Pribadi (KAP), namun baru 28 kabupaten-kota yang sudah menyusun strategi komunikasi perubahan perilaku," paparnya.

Ia mengharapkan melalui strategi komunikasi, sasaran intervensi mempraktikkan perilaku yang diharapkan, seperti cuci tangan pakai sabun, tidak buang air besar sembarangan, pola hidup bersih dan sehat, minum tablet tambah darah pada ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang anak melalui Posyandu. Kementerian Kesehatan akan mengoptimalkan peran tenaga kesehatan dan kader posyandu untuk mengkomunikasikan pesan-pesan mendukung perubahan perilaku di seluruh pelosok Indonesia.

Berita terkait

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

6 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

6 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

6 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

7 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

8 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

9 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

18 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

20 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

22 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

46 hari lalu

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.

Baca Selengkapnya