Pengobatan Kanker Limfoma Hodgkin Ini Minim Efek Samping

Kamis, 14 November 2019 10:53 WIB

Aktris Ria Irawan menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta, 3 Desember 2014. Ria Irawan menjalani perawatan kemoterapi untuk kedua kali pasca divonis menderita kanker kelenjar getah bening stadium 3. ANTARA/Julius Wiyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker limfoma hodgkin adalah masalah kesehatan yang menyerang kelenjar getah bening di leher dan kepala. Menurut data Globocan 2018, sebanyak 79.990 orang di dunia mengalami penyakit ini.

Di Indonesia, sebanyak 1.047 orang mengalaminya. Bahkan, setengah pasien kanker limfoma hodgkin itu juga diketahui meninggal dunia pada tahun yang sama.

Untuk mematikan sel kanker limfoma hodgkin, berbagai cara bisa dilakukan. Salah satu yang sering dilakukan dokter adalah kemoterapi, yakni pasien diberi obat guna membunuh sel-sel yang bertumbuh cepat. Sayangnya, cara ini bisa menimbulkan banyak efek samping yang tidak diinginkan, misalnya saja kebotakan, mual, hingga anemia.

Sebagai alternatif pengobatan kanker limfoma hodgkin, Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dan Persatuan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Tubagus Djumhana Atmakusuma, pun menjelaskan tentang Antibody Drug Conjugate (ADC).

Djumhana mengatakan bahwa ADC adalah inovasi pengobatan nontransplantasi yang dikategorikan sebagai terapi bertarget. Itu berbeda dengan kemoterapi karena mampu mengenali sel limfoma hodgkin melalui ikatan antara antibodi monoklonal anti-CD30 dengan CD30 yang berada di permukaan sel limfoma hodgkin.

Advertising
Advertising

Obat yang diberikan dalam terapi ADC adalah Brentuximab Vedotin (BV). Ini adalah obat pintar yang mengkombinasi antibodi dan zat sitotoksik.

“BV bekerja dengan cara berikatan dengan CD30 di permukaan sel limfoma hodgkin untuk selanjutnya masuk ke dalam sel dan melakukan penghentian siklus kehidupan sel sehingga terjadi apoptosis sel (kematian sel),” katanya dalam acara konferensi pers di Jakarta pada Rabu, 13 November 2019.

Dengan demikian, obat BV dari terapi ADC pun bisa mengendalikan dan menghancurkan hanya sel limfoma hodgkin dan bukan sel lain sehingga efek samping yang ditimbulkan relatif lebih ringan dibandingkan kemoterapi.

“Kerontokan rambut, pusing, mual, muntah, anemia, pendarahan, seluruhnya sangat minim dialami pasien kanker limfoma hodgkin,” jelasnya.

Dari segi harga, Djumhana mengatakan bahwa terapi ADC dengan obat BV masih tergolong mahal, yakni sekitar 60 juta rupiah. Ia pun berharap agar terapi ADC ini bisa masuk BPJS.

Ralat: Dilakukan perubahan ini pada paragraf terakhir pada Senin, 18 November 2019, pukul 11.30 WIB, untuk perbaikan akurasi. Terima kasih

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

19 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya