Peneliti Ungkap Kaitan Kurang Garam dan Kegemukan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 29 Desember 2019 09:40 WIB

Ilustrasi garam. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan kardiovaskular bernama Dr. James DiNicolantonio menggemparkan dunia medis setelah mengklaim orang seharusnya mengonsumsi lebih banyak garam. Doktor dari Saint Luke’s Mid-America Heart Institute, Amerika Serikat, menulis sebuah buku berjudul The Salt Fix.

Dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan selama ini garam disalahartikan. Bahkan, dirinya mengungkapkan jika kurangnya mengonsumsi garam berdampak pada kegemukan dan menurunkan gairah seksual seseorang. Banyak ahli yang tidak setuju dan melayangkan kritik pedas terhadap tulisan DiNicolantonio sebab tidak disertakan dengan bukti yang kuat.

Louis Levy, ahli nutrisi dari Public Health England mengatakan pada The Guardian, "Diet yang dilakukan saat ini justru menyebabkan penyakit. Dengan mendukung diet tinggi garam, buku yang ditulis oleh DiNicolantonio sangatlah berisiko. Hal tersebut membuat bukti yang telah diakui secara internasional yang menunjukkan bahwa diet tinggi garam menyebabkan tekanan darah meningkat, atau dikenal juga dengan risiko penyakit jantung, hancur begitu saja."

Levy menambahkan, "Tugas kami adalah menekan konsumsi garam dalam industri makanan. Sejauh ini konsumsi garam di Inggris sendiri mengalami penurunan hingga 11 persen. Hal tersebut mulai dilirik oleh negara lain dan diharapkan mampu diterapkan secara global."

Di Inggris, konsumsi garam dibatasi. Orang dewasa disarankan untuk mengonsumsi sodium sebanyak 2,4 gram, kira-kira 6 gram garam, kurang dari satu sendok teh. Hal tersebut kemudian diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), American Heart Association (AHA), dan Public Health England.

Advertising
Advertising

Namun, DiNicolantonio, yang telah menguji lebih dari 500 laporan medis mengenai garam, mengkritik batasan yang diterapkan oleh Inggris dan beberapa organisasi besar tersebut. Dalam kesempatan terpisah, dirinya bahkan mengatakan, "Tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung ide membatasi konsumsi garam tersebut."

DiNicolantonio juga mengungkapkan bahwa hubungan antara asupan garam berlebih dan tekanan darah tinggi hanya mitos belaka. Ia juga merupakan editor British Medical Journal’s Open Heart dan menilai, "Penilaian medis bersifat ortodoks seperti itu mengenai garam hanya didasari pada hipotesis belaka. Penilaiannya diperoleh dari rangkuman teori kesehatan sederhana, berdasarkan kesalahpahaman, ditambah dengan ilmu yang tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan."

Graham MacGregor, akademisi asal Inggris, profesor pengobatan kardiovaskular di Wolfson Institute, Queen Mary University of London, yang berhasil mendorong pemerintah untuk mengambil alih asupan garam harian memberi tahu The Guardian bahwa DiNicolantonio berhak sepenuhnya untuk menyampaikan pendapatnya, namun sayangnya salah tempat.

“Ia melihat garam secara keseluruhan, tentu lebih kuat dibanding gula atau lemak jenuh pada buah dan sayur. Hal tersebut sangatlah rumit karena kami semua mendapati epidemiologi, studi silang, uji coba, dan sekarang diterapkan di beberapa negara untuk melihat hasilnya,” ujar MacGregor.

Namun, studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Boston itu menemukan bukti bahwa mereka yang mengonsumsi lebih sedikit garam ternyata tekanan darahnya lebih tinggi. Hal tersebut tentu saja mendorong adanya penelitian lanjutan.

Peneliti dari Boston mengungkapkan bahwa anjuran untuk membatasi asupan garam harian terlalu sederhana dan mengabaikan fakta bahwa garam dapat meningkatkan hormon dalam tubuh yang berperan untuk menjaga tekanan darah agar tetap rendah.

Berita terkait

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

36 hari lalu

Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh

Baca Selengkapnya

Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

50 hari lalu

Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.

Baca Selengkapnya

Shell Bangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Indonesia

59 hari lalu

Shell Bangun Pabrik Manufaktur Gemuk di Indonesia

Perusahaan minyak dan pelumas multinasional Shell sedang membangun pabrik manufaktur gemuk (grease) pertamanya di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

1 Maret 2024

Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

10 Februari 2024

Mengenal Garam Celtic dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Dipanen secara alami, garam celtic kaya akan magnesium dan mengandung semua mineral yang biasanya hilang dalam garam biasa.

Baca Selengkapnya

MAKI Klaim Harun Masiku Ada di Indonesia dengan Perawakan Gemuk dan Rambut Gondrong

29 Januari 2024

MAKI Klaim Harun Masiku Ada di Indonesia dengan Perawakan Gemuk dan Rambut Gondrong

MAKI menyebut bahwa Harun Masiku sudah berada di Tanah Air dengan mengubah penampilan.

Baca Selengkapnya

Makanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian

23 Januari 2024

Makanan Instan Tinggi Garam, Ahli Gizi Berpesan Demikian

Makanan instan meski terkesan tidak asin tetap mengandung pengawet yang tinggi natrium, mineral yang ditemukan pada garam.

Baca Selengkapnya

8 Alasan Kenapa Orang Makan Banyak Tapi Sulit Gemuk

20 Januari 2024

8 Alasan Kenapa Orang Makan Banyak Tapi Sulit Gemuk

Anda mungkin iri dengan seseorang yang makan banyak tapi berat badan tidak naik. Berikut alasan kenapa orang makan banyak tapi sulit gemuk.

Baca Selengkapnya

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?

Baca Selengkapnya