Waspada Penyakit Antraks, Pahami Cara Penularan dan Pencegahan

Selasa, 21 Januari 2020 09:42 WIB

Depok Waspada Virus Antraks

TEMPO.CO, Jakarta - Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis yang dapat menyerang hewan dan manusia. Masa inkubasi Antraks bisa sampai tujuh hari walaupun umumnya berkisar 2-5 hari.

Gejala ditandai bermacam-macam, bisa terjadi pada kulit yang menghitam dan mengering dikelilingi pembengkakan, atau pada pencernaan, seperti demam, mual, muntah darah, nafsu makan menurun, nyeri perut, serta diare berdarah. Gejala lain juga bisa terlihat dari pernapasan, seperti batuk dan sesak napas.

Penularan Antraks bisa melalui udara yang mengandung spora bakteri Antraks, makanan, atau produk hewan yang terkontaminasi bakteri Antraks, atau bahkan bahan pakan lain yang terkontaminasi bakteri Antraks.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono, mengatakan pengendalian dan pencegahan yang dilakukan pada hewan berbeda dengan pada manusia. Pada manusia, jika sakit dengan gejala seperti Antraks harus segera dilarikan ke puskesmas atau rumah sakit.

Pada manusia juga diwajibkan menggunakan alat pelindung diri, seperti sepatu bot dan sarung tangan bila melakukan kontak dengan hewan mati, selalu mencuci tangan setelah memegang ternak yang sakit, atau setelah mengolah bahan makanan dari hewan, tidak mengonsumsi bahan makanan dengan asal karena bisa dari hewan yang sakit, tidak menyembelih hewan ternak yang sakit atau mati, serta tidak membuang sembarangan hewan ternak yang sakit atau mati.

Advertising
Advertising

Sedangkan pada hewan, laporkan langsung bila ada hewan ternak yang mati mendadak, isolasi hewan ternak yang terjangkit Antraks. Kemenkes juga menekankan untuk tidak menjual hewan ternak yang terjangkit Antraks, selalu melakukan vaksinasi, melakukan pengawasan lalu lintas hewan ternak, dan kawasan Gunung Kidul sudah mengeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan setiap kali ada hewan keluar, serta yang terakhir adalah, selalu menyembelih di rumah potong hewan.

Pada lingkungan yang termasuk ke dalam pasar hewan, masyarakat wajib mengubur bangkai hewan yang mati karena Antraks dan memberi tanda pada area kuburannya. Kemenkes juga mengimbau agar tidak menggali kuburan hewan mati akibat Antraks, selalu menggunakan disinfektan pada kandang, halaman, dan peralatan hewan yang terjangkit Antraks. Pengawasan tempat penjualan ternak atau pasar hewan juga perlu dilakukan saat ini dan juga pengawasan sumber air yang terkontaminasi hewan Antraks.

NURUL FARA

Berita terkait

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

56 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

57 hari lalu

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

16 Maret 2024

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

14 Maret 2024

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Gunungkidul Terserang Antraks, Ini Kata Pakar UGM

13 Maret 2024

Dua Warga Gunungkidul Terserang Antraks, Ini Kata Pakar UGM

Dua orang warga Gunungkidul dirawat diduga karena terpapar antraks sementara 15 lainnya menjadi suspek.

Baca Selengkapnya

17 Warga Gunungkidul Suspek Antraks, Konsumsi Daging Kambing dari Sleman

13 Maret 2024

17 Warga Gunungkidul Suspek Antraks, Konsumsi Daging Kambing dari Sleman

Setidaknya 17 warga Kabupaten Gunungkidul, diduga terpapar antraks setelah mengkonsumsi daging kambing bawaan dari Sleman, DIY

Baca Selengkapnya

Cegah Wabah Antraks Berulang, Periset BRIN Akan Kembangkan Vaksin Oral

21 Juli 2023

Cegah Wabah Antraks Berulang, Periset BRIN Akan Kembangkan Vaksin Oral

Vaksinasi hewan perlu segera dilakukan dalam mengendalikan wabah antraks di wilayah-wilayah endemi.

Baca Selengkapnya

Waspada Penyakit Hewan yang Bisa Menular ke Manusia Selain Rabies

18 Juli 2023

Waspada Penyakit Hewan yang Bisa Menular ke Manusia Selain Rabies

Selain rabies, terdapat berbagai penyakit hewan yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia, salah satunya adalah Jembrana.

Baca Selengkapnya

Kasus Antraks Gunungkidul, Pelaku Wisata Berharap Tak Pengaruhi Tren Kunjungan Wisata

11 Juli 2023

Kasus Antraks Gunungkidul, Pelaku Wisata Berharap Tak Pengaruhi Tren Kunjungan Wisata

Bupati Gunungkidul Sunaryanta menilai status KLB antraks saat ini masih belum diperlukan karena situasi sudah relatif terkondisi.

Baca Selengkapnya

Cegah Antraks, Perhatikan Hal Ini saat Memilih Daging

10 Juli 2023

Cegah Antraks, Perhatikan Hal Ini saat Memilih Daging

Masyarakat diimbau tak sembarangan mengonsumsi daging hewan untuk mencegah infeksi spora antraks semakin meluas. Perhatikan hal ini.

Baca Selengkapnya