Pakar Ingatkan Gejala yang Perlu Diwaspadai Terkait Virus Corona

Reporter

Antara

Sabtu, 25 Januari 2020 19:25 WIB

Seorang pria berjalan melewati pemberitahuan untuk penumpang tentang virus corona baru yang telah pecah di Cina, di stasiun kereta api Seoul di Seoul, Korea Selatan, 23 Januari 2020. Yonhap via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika seseorang terjangkit virus corona, gejala yang timbul mirip seperti infeksi saluran pernapasan, seperti batuk disertai demam atau sebaliknya demam dulu lalu diikuti dengan batuk. Gejala lain adalah mulai sesak napas sampai gejala agak berat, yakni kesulitan dalam bernapas sehingga harus membutuhkan alat-alat bantu untuk pernapasan.

Orang yang diduga terjangkit virus tersebut harus dilacak riwayat kontak dan perjalanannya selama 14 hari sebelumnya untuk mencari tahu apakah dia pernah kontak dengan pasien yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona.

"Kalau di rumah sakit, setelah kontak dengan pasien, setelah merawat pasien kemudian timbul gejala, dan itu mesti diwaspadai. Tentu gejala-gejala itu menjadi entry point untuk mencurigai kasusnya. Tapi, kemudian harus dikonfirmasi ke laboratorium apakah dia betul terinfeksi oleh virus corona," ujar Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Subandriyo.

Untuk kasus yang lebih parah, orang yang terjangkit virus corona ini bisa mengalami gejala berat, seperti pneumonia berat, gagal napas, gagal ginjal, sampai kematian. Amin menuturkan memang virus corona sudah pernah ditemukan di berbagai binatang dan hewan itu bisa menularkan ke manusia, seperti virus MERS yang ditularkan dari unta ke manusia.

Namun, untuk virus corona yang baru ditemukan di Cina, ditenggarai ditularkan oleh ular atau kelelawar. Tetapi, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan penularan itu berasal dari hewan mana.

Advertising
Advertising

"Yang saat ini diisolasi di Wuhan ini memang belum dibuktikan secara eksperimental dari hewan yang mana," tuturnya.

Otoritas di Wuhan sudah melakukan isolasi terhadap hewan-hewan yang mungkin menjadi sumber infeksi virus itu. "Awalnya mereka yang sakit adalah yang kerja di pasar ikan, tapi ternyata di pasar ikan itu juga dijual hewan lain yang dikonsumsi oleh masyarakat," katanya.

Hewan tersebut berperan sebagai pembawa virus saja dan tidak memiliki gejala apapun seperti sakit jika di dalam tubuhnya terdapat virus corona, sehingga masyarakat tidak dapat membedakan secara kasat mata hewan yang berada di sekitar atau yang dikonsumsi itu membawa virus corona atau tidak.

Untuk mengetahui orang positif atau negatif terjangkit virus corona, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Lendir yang ada di tenggorokan bagian belakang dapat diambil lalu dikirim ke laboratorium untuk diperiksa sehingga dapat diketahui ada tidaknya virus corona dalam tubuh pasien.

Saat ini, baru ada dua laboratorium di Jakarta yang bisa melakukan pemeriksaan itu, yakni di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Hingga saat ini, sebanyak tiga negara di Asia Tenggara telah mengumumkan adanya kasus positif pasien terjangkit virus corona, yakni Singapura, Vietnam, dan Thailand.

Baik di Thailand dan Vietnam, masing-masing negara ditemukan sebanyak dua warga negara Cina yang positif terjangkit virus corona. Di Singapura, sudah tiga orang yang positif mengidap virus corona. Sementara itu, Jepang pada Jumat, 24 Januari 2020 memastikan ada orang kedua yang terpapar virus corona baru dari Cina.

Demikian juga pemerintah Korea Selatan telah memastikan kasus kedua virus corona yang berasal dari Cina. Sedangkan di Indonesia, belum ada ditemukan kasus pasien yang positif terkena virus corona. Hingga saat ini, ada empat terduga ditemukan di Indonesia.

Direktur Medik dan Perawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta, Dr. Diany Kusumawardhani, mengatakan pihaknya saat ini sedang merawat satu pasien yang menjadi terduga virus corona tetapi kondisinya masih stabil dan tidak ada perburukan.

"Belum dinyatakan sebagai virus corona," ujar Diany.

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali merawat tiga pasien yang diduga terjangkit virus corona. Mereka merupakan wisatawan asing, yakni satu orang dewasa asal Meksiko dan dua di antaranya anak-anak berusia sekitar 5-6 tahun yang berasal dari Cina.

"Tiga pasien itu masih suspect, belum pasti. Untuk menjelaskan itu perlu pemeriksaan swipe dan sudah dikirim ke Jakarta, belum ada hasilnya. Sementara kami rawat sebagai observasi dulu," kata kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr. dr. I Ketut Sudartana.

Terkait virus corona yang mewabah di kota Wuhan, Cina, Presiden RI Joko Widodo meminta seluruh pihak terkait untuk memperketat pengawasan setiap kedatangan orang dan barang dari luar negeri serta memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mencegah penularan virus corona di Indonesia.

Berita terkait

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

6 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

33 hari lalu

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.

Baca Selengkapnya

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

33 hari lalu

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.

Baca Selengkapnya

3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

34 hari lalu

3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

46 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

47 hari lalu

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

47 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

52 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

52 hari lalu

Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya