Virus Corona Berasal dari Ular Hingga Kelelawar, Yakin?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 28 Januari 2020 11:40 WIB

Ular purba berkaki Najash snake.dalam ilustrasi yang dibuat seniman. (Ral O. Gmez, Universidad de Buenos Aires, Buenos Aires, Argentina)

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, kini dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan 41 orang meninggal dunia karenanya. Parahnya, virus yang disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) ini telah menyebar ke berbagai negara di sekitarnya, seperti Korea Selatan, Thailand, Singapura, hingga Amerika Serikat.

Banyak orang pun berpendapat mengenai penyebab virus corona yang telah menyebar sedemikian luasnya. Salah satunya, penyebab virus Corona yang diduga berasal dari hewan liar, seperti ular, reptil, hingga kelelawar. Benarkah demikian?

Virus corona atau Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Pada 7 Januari 2020, seperti yang dikutip dari laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah Tiongkok mengonfirmasi adanya jenis virus Corona baru yang mewabah sejak akhir Desember lalu.

Virus tersebut merupakan jenis baru yang tidak mirip dengan virus Corona lainnya. Virus ini sementara dinamakan novel coronavirus 2019 (2019-nCoV). Virus corona adalah virus zoonosis, yakni virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Ini berarti pasien pertama yang terinfeksi virus corona bisa jadi tertular virus yang berasal dari hewan.

Sebenarnya, virus corona merupakan keluarga besar dari virus yang umum ditemukan pada sejumlah spesies hewan, seperti kucing, anjing, babi, sapi, kuda, unta, burung, hewan pengerat, kelelawar, kelinci, musang, ular, reptil, kelelawar, dan hewan liar lainnya, yang dapat menginfeksi manusia.

Advertising
Advertising

Namun, jarang sekali virus corona yang berasal dari hewan dapat menginfeksi manusia kemudian menyebar di antara manusia, layaknya MERS dan SARS.

Meski jarang, tetapi ada sebuah hasil investigasi menunjukkan bahwa SARS-CoV ditularkan dari musang ke manusia, sementara MERS-CoV ditularkan dari unta dromedaris ke manusia. Ada pula beberapa CoV lain yang terdapat pada hewan, tetapi belum menginfeksi manusia.

Ketika virus corona menginfeksi manusia maka protein dalam virus tersebut mengenali dan mengikat reseptor pada sel inang sehingga membuat virus memasuki sel dan mengubah protein. Hal inilah yang mungkin memengaruhi kemampuan virus corona untuk menginfeksi dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Kemudian, dari manusia tersebut akan menularkan ke manusia lainnya.

Penyebaran munculnya Novel Coronavirus di Wuhan, Tiongkok diduga berasal dari hewan liar, seperti ular dan kelelawar. Sejumlah laporan menyatakan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan penjual dan pembeli di pasar grosir makanan laut lokal yang juga menjual daging olahan dan hewan langsung santap, seperti unggas, keledai, domba, babi, unta, rubah, musang, tikus, landak, reptil, burung, kodok, kelinci, ular, hingga kelelawar di wilayah Wuhan, Tiongkok.

Mengingat belum ada laporan lebih lanjut yang menjelaskan virus Corona dapat menginfeksi sejumlah hewan, maka masuk akal apabila muncul dugaan Novel Coronavirus berasal dari hewan-hewan yang dijual di pasar makanan laut tersebut. Dugaan penyebab ini didukung oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology. Temuan para peneliti mengungkapkan bahwa Novel Coronavirus merupakan rekombinasi dari dua jenis Coronavirus, yaitu bat Coronavirus dan satu lagi Coronavirus yang belum dikenali.

Para peneliti menggunakan analisis kode protein pada Novel Coronavirus dan membandingkannya dengan kode protein dari Coronavirus pada sejumlah hewan berbeda, seperti burung, ular, landak, kelelawar, serta manusia. Hasilnya pun mengejutkan, mereka menemukan kode protein Novel Coronavirus paling mirip dengan yang terdapat pada ular.

Akan tetapi, bagaimana virus dapat beradaptasi dengan sel inang hewan berdarah panas dan berdarah dingin inilah yang masih menjadi pertanyaan. Maka dari itu, dugaan penyebab ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Para peneliti membutuhkan verifikasi asal virus melalui percobaan laboratorium, termasuk mencari urutan genetik Novel Coronavirus pada ular.

Kendati demikian, sejak virus Corona menjadi wabah, pasar makanan laut di Wuhan, Tiongkok, telah ditutup dan didesinfeksi sehingga sulit bagi peneliti untuk melakukan investigasi lanjutan terhadap sumber virus baru melalui hewan.

Akibat kemunculan virus baru yang menyebabkan wabah Novel Coronavirus ini, pasar makanan laut di Wuhan, Tiongkok, ditutup guna mencegah penyebaran virus. Selain itu, pemerintah Tiongkok juga melakukan desinfeksi, pemantauan, serta pencegahan sarana publik, seperti stasiun, terminal bus, hingga bandara.

SEHATQ

Berita terkait

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

14 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

24 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

26 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

19 Maret 2024

Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

13 Maret 2024

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

12 Maret 2024

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

31 Januari 2024

Waspada 7 Hewan Ini Kerap Menyusup ke Dalam Rumah Saat Musim Hujan, Begini Cara Mencegahnya

Saat musim hujan, rumah bisa dimasuki hewan.

Baca Selengkapnya

Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

27 Januari 2024

Identifikasi Ular Endemik di Sekitar Danau Towuti, Tim Peneliti Perlu Waktu 16 Tahun

Spesies ular air yang baru diidentifikasi itu dinamakan Hypsiscopus indonesiensis.

Baca Selengkapnya

Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

24 Januari 2024

Balita di Tangerang Tewas Digigit King Kobra saat Bermain di Rumah

Balita MN melihat ada lubang kemudian memasukkan tangannya ke dalam lubang yang diduga merupakan sarang ular itu.

Baca Selengkapnya