Ingin Bekerja di Perusahaan Start-up, Pertimbangkan Risikonya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 11 Februari 2020 10:55 WIB

Ilustrasi karyawati berbincang dengan atasan. (The Times of India)

TEMPO.CO, Jakarta - Risiko bekerja untuk perusahaan start-up sangat berbeda dengan perusahaan yang lebih mapan. Di beberapa kota besar, ada banyak usaha start-up, dan mereka ingin mendapatkan para profesional di perusahaannya, memang sangat bermanfaat untuk menjadi bagian dari sesuatu sejak awal.

Namun, ada juga beberapa risiko bekerja pada perusahaan start-up yang mungkin ingin dipertimbangkan sebelum menerima tawaran bekerja di sana, dilansir dari Allwomenstalk.

1. Gaji rendah
Salah satu risiko bekerja untuk perusahaan start-up adalah Anda mungkin akan diberi gaji lebih rendah. Kebanyakan perusahaan start-up arus kas keuangannya belum stabil seperti perusahaan mapan, jadi pada umumnya mereka hanya mampu memberi gaji yang lebih rendah di awal. Penting untuk membuat kesepakatan tentang bagaimana gaji akan berkembang seiring berjalannya waktu.

2. Tidak ada rincian pekerjaan
Saat ini, deskripsi pekerjaan tidak berarti banyak karena kebanyakan karyawan harus bisa dan harus mau melakukan apapun yang dibutuhkan di tempat kerja, terlepas dari apa yang ada dalam deskripsi pekerjaan. Ketika Anda bekerja untuk perusahaan start-up, tidak akan ada deskripsi pekerjaan. Anda membantu jika diperlukan dan membentuk peran sendiri.

3. Jadwal kerja tak teratur
Beberapa perusahaan start-up memulai dengan pekerja paruh waktu karena mempekerjakan karyawan tetap terlalu berisiko. Jam kerja yang tidak teratur harus menjadi sesuatu yang bisa dihadapi. Mungkin Anda akan bekerja 20 jam minggu ini, tapi hanya 8 jam pada minggu depan.

Advertising
Advertising

4. Jam kerja panjang
Meskipun beberapa perusahaan start-up memulai usaha dengan pekerja paruh waktu, orang lain akan meminta Anda bekerja penuh waktu dan bahkan lebih lama, dengan bayaran sedikit. Yang paling penting adalah membangun bisnis dari awal ke atas, jadi bekerja sekuat tenaga amat dibutuhkan. Tanyakan pada diri sendiri, apakah Anda bersedia bekerja seharian untuk mendapatkan kompensasi yang didapatkan.

5. Minim keuntungan
Perusahaan start-up mungkin tidak dapat memberikan keuntungan atau fasilitas sebanyak perusahaan mapan. Apa artinya bagi Anda jika tidak mendapat asuransi kesehatan atau fasilitas lain? Jika tidak ada cara lain untuk memiliki asuransi kesehatan, Anda mungkin ingin mempertimbangkan tawaran pekerjaan yang lain.

6. Minim keamanan
Hampir tidak ada jaminan pekerjaan di luar sana, tapi banyak pemula tidak dapat menawarkan keamanan sama sekali. Bisnis mungkin tidak tumbuh seperti yang diharapkan, atau klien mungkin memilih untuk mengambil bisnis di tempat lain. Dalam kasus ini, Anda akan menjadi orang pertama yang dipotong dari anggaran.

7. Minim fasilitas
Jangan kaget bila Anda harus bekerja menggunakan laptop pribadi dan beli alat tulis sendiri. Beberapa perusahaan start up bahkan tidak memiliki bangunan kantor, jadi Anda mungkin akan bekerja dari rumah atasan, rumah sendiri, atau di tempat lain. Setelah memiliki bangunan kantor atau tempat untuk bekerja, Anda harus siap karena juga diharapkan membantu bekerja sebagai manajer kantor sejaligus resepsionis.

Meski ada banyak risiko bekerja untuk perusahaan start-up, ada juga keuntungan yang bisa didapat. Sering kali, Anda akan bekerja sama dengan pemiliknya dan begitu perusahaan tersebut lepas landas, Anda mungkin menjadi yang pertama dalam antrean kenaikan gaji dan posisi yang lebih tinggi. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah didapatkan di perusahaan besar.

Berita terkait

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

6 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

8 hari lalu

7 Alasan Resign Mendadak yang Tepat dan Tetap Profesional

Ada beberapa alasan resign mendadak yang bisa Anda gunakan saat ingin mengundurkan diri. Pastikan Anda mengkomunikasikan dengan HRD.

Baca Selengkapnya

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

11 hari lalu

5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.

Baca Selengkapnya

Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

12 hari lalu

Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Berikut saran buat yang sedang mempersiapkan diri untuk membangun karir di perusahaan terbaik, baik domestik maupun internasional.

Baca Selengkapnya

Aspek Indonesia Imbau Perusahaan Tetap Penuhi Hak Pekerja Meski WFH

15 hari lalu

Aspek Indonesia Imbau Perusahaan Tetap Penuhi Hak Pekerja Meski WFH

Pemerintah mengeluarkan kebijakan bagi ASN untuk mengombinasikan work from office (WFO) dan WFH selama arus balik lebaran.

Baca Selengkapnya

4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

17 hari lalu

4 Program Kesehatan yang Bisa Dorong Produktivitas Karyawan

Produktivitas karyawan yang tinggi harus dibarengi dengan perhatian dan dukungan yang memadai dari perusahaan. Apa saja benefit yang bisa ditawarkan?

Baca Selengkapnya

Irlandia Divestasi dari 6 Perusahaan Israel di Wilayah Pendudukan Palestina

22 hari lalu

Irlandia Divestasi dari 6 Perusahaan Israel di Wilayah Pendudukan Palestina

Irlandia divestasi atau menarik investasi jutaan euro dari enam perusahaan Israel yang beraktivitas di wilayah pendudukan Palestina.

Baca Selengkapnya

THR Belum Dibayar Perusahaan? Hubungi Nomor Ini

22 hari lalu

THR Belum Dibayar Perusahaan? Hubungi Nomor Ini

Cara melaporkan kasus tunjangan hari raya (THR) yang belum dibayarkan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

27 hari lalu

Dinantikan Tiap Jelang Hari Raya, Siapa Pertama Kali Pencetus THR?

Konsep pemberian THR telah ada sejak awal 1950. Pencetusnya adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia dari Partai Masyumi.

Baca Selengkapnya